BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Kamis, 29 Juli 2010

. FENOMENA SMSAN AKHWAT - IKHWAN .


:: asslm.. ukhty.. kaifa haluk?? udah makan belum.. lagi ngapain?? [ sender : ikhwan a] ::
Wa’alaikum.. alhamdulillah khair.. lagi dikantor, masih ngetik kerjaan.. akhy lg apa? dah makan blm? [akwat a]
:: an lagi istirahat.. tadi abis syura ldk dikampus.. blm neh.. an blm makan.. an cuma makan 2x sehari.. btw, gimana kabarmu hari ini ukh? akhy kangen deh.. an telpon yach? udah lama an g dengar suara ukhty.. kangen akhy rasanya hhee.. ^^
:: :: :: sssssssssttttttttt………….. gubrakkzz :: ::
 itu sedikit contoh tentang fenomena pergaulan ikhwan – akhwat yang sangat .. sangat apa y?? menggelikan sekali..
Fenomena sms-an dikalangan ikhwan-akhwat..
Sms.. sms.. sms.. satu fasilitas yang udah nggak asing kita menggunakannya.. fasilitas yang acapkali kita gunakan untuk komunikasi itu ternyata bukan hanya berdampak positif tapi juga berdampak negatif dan tanpa disadari seringkali kita terjebak disitu!! (Hutan kali, terjebak).. gimana g terjebak, orang smsannya tiap hari, tiap detik.. sampe abis deh bonus sms 200 sms seharian hhee.. Disini saya menyoroti fenomena sms ikhwan – akhwat.. yang katanya aktifis dakwah itu.. yang katanya tertarbiyah.. yang katanya aktif organisasi. . jujur, sedikit miris hati saya ketika saya melihat n merasakan seorang ikhwah yang tadinya sangat terjaga dari berhubungan dengan lawan jenis.. tetapi ketika ber-sms.. membuat hati jadi merinding.. astaghfirullah.. koq gt?? iia.. karena ketika berhadapan secara fisik, dia bisa menjaga hijab, namun ketika ber-sms (mungkin karena privacy) jadi bisa lebih bebas.. sudahkah lupa,, bahwa allah slalu melihat sgala tiap tanduk qt? sms2 itu.. meski kecil pasti berdampak besar. sadarkah kita,, segala hal yang besar itu bermula dari yang kecil.. segala sesuatu.. meskipun dosa kecil.. jika kita sering melakukannya akan berakumulasi menjadi dosa besar.. yang tentunya akan menjadi pengotor keimanan kita. Wallahu alam.. Percaya nggak? Sms2 yang kecil itu.. sms2 perhatian.. (lagi ngapain?? ,, udah makan belum?? udah shalat belum?? met istirahat yach,, met bobo yach.. ach gtw lagi deh..)) ternyata bisa berbuah beda lho?? jadi semangka, melon, apel.. hehhe.. bukan itu maksudnya.. tapi maksudnya bisa terasa beda lho.. niatnya cuma iseng2 mw ngabisin bonus sms. . eh lama2 jadi ketagihan… dan jadi kebiasaan.. lalu?? lalu.. asyiklah syetan bermain disana.. Sekedar mengingatkan, sesuatu yang kecil .. jika dilakukan secara terus-menerus akan menjadi besar.. dosa2 kecil itu lama2 akan menggunung.. segala sessuatu yang dilakukan, meskipun sebesar biji sawipun akan menuai balasannya. begitulah,, nah buat yang masih suka smsan ikhwan-akhwat segera distop yach, sebelum virus2 merah jambu mengusik hati..
Dari mata turun ke hati.
Percaya nggak, klo sms2n itu bisa bikin jatuh cinta? upz, , jangan ketawa dulu.. tapi itu fakta loh.. buktinya banyak cerita pengalaman orang terdahulu yang begitu.. nggak akhwat, nggak ikhwan.. smuanya sama.. pada dasarnya akhwat itu lemah dan mudah sekali geer (gede rasa), nah apalagi kalo dapat sms dari ikhwan yang mengutarkan perhatian.. pasti hatinya langsung dag – dig – dug.. terlebih klo orang yang kirim sms itu ikhwan yang dikaguminya. smakin kembang – kempis deh hhe.. dan ikhwanpun begitu.. ikhwan itu, seikhwan-ikhwannya dia, ketika dia berhubungan dengan akhwat, dan akhwat itu memancing dengan sms2 yang perhatian.. pasti juga lemah.. maklum.. seikhwan-ikhwannya seseorang, seakhwat-akhwatnya seseorang tetap aja yang namanya iman itu turun naik..
so, ngejaga hati lebih baik daripada harus terinveksi duluan..
Jaga Hati,
Jaga Hati,
Jaga HAti.
say no to sms-n
 say no to ikhtilat
say no to komitmen
say no to VMJ
 Met bjuang!!
terus perbaiki diri.
karena orang yang cerdas bukanlah orang yang tak pernah melakukan kesalahan, tapi orang yang cerdas adalah orang yang ketika ia melakukan kesalahan maka ia mengakuinya, memperbaikinya dan tak akan mengulanginya..
:: salam perbaikan diri friends::

POSTINGAN TEMAN.
Share By: Fathimah Az-Zahrah

Minggu, 18 Juli 2010

. SUSAHNYA MENJAGA HATI .

(tanya jawab)

assalamu'alaykum wr wb
Langsung saja Pak Ustadz, saya akhwat usia hampir 21 th. Beberapa bulan yg lalu saya dikenalkan dengan seorang ikhwan. Beliau saat ini sedang kuliah dan tahun depan insyaallah saya juga menyusul kuliah di tempat yg sama. Dari awal perkenalan ini kami komitmen untuk tidak saling mengikat, jadi istilahnya berteman dulu saja. Kontak kami hanya melalui sms, itu pun jarang sekali,dan yg dibahas pun paling hanya sekedar bertanya kabar. Yng ingin saya tanyakan, apakah sebaiknya saya mulai menjauhi dia karena saya sungguh takut jika tidak bisa menjaga hati?karena kami sama2 berkomitmen utnuk melanjutkan kuliah dulu, kurang lebih 2 th lagi insyaallah saya baru selesai kuliah. Karena terus terang saja saya mulai memiliki kecondongan hati kepada beliau.
shandy

Jawaban

Saudariku yang dicintai Allah, sudah menjadi fitrah bagi manusia bahwa kita akan menyukai atau cenderung pada lawan jenis. Hal ini sudah jelas diterangkan oleh Allah SWT dalam surah Ar Rum ayat 21 dan Ali Imron ayat 14. Namun perasaan tersebut tidak akan muncul jika tidak ada sebab yang mengakibatkan perasaan ini muncul ke permukaan.
Komunikasi yang intens akan cenderung menimbulkan rasa simpati pada kedua orang yang melakukannya. Rasa simpati dan kenyamanan inilah yang harus dihindari karena ia pertanda telah adanya “rasa” yang belum saatnya hadir.  Dari itu jelaslah kalau hubungan dan komunikasi yang terjalin di antara Anda dengan teman laki-laki Anda tersebut memiliki potensi besar untuk menumbuhkan benih-benih simpati yang menjurus pada rasa “cinta” sebelum waktunya.
Rasa simpati akan merangsang timbulnya rasa suka dan rasa suka akan merangsang timbulnya kenyamanan dan kenyamanan akan menjadi indikasi telah terkena “panah iblis” yang biasanya kita kenal dengan nama “cinta”. Cinta sebelum ia dihalalkan. Boleh saja kita mencintai seseorang kalau ia sudah halal (sudah menikah), karena cinta adalah fitrah. Namun, cinta pada orang yang belum berhak dicintai merupakan malapetaka yang harus dihindari dan harus dikikis kalau benihnya sudah mulai tumbuh. Kenapa saya katakan malapetaka, karena pada dasarnya rasa cinta ini merupakan manipulasi dari bisikan iblis yang cenderung akan membawa pelakunya kepada jurang kehancuran, membawa pelakunya untuk bermaksiat dan mencederai cintanya pada Allah SWT.
Kalau memang tujuannya adalah untuk mencari pasangan itu sah-sah saja, namun kalau tujuannya bukan untuk menikah hal ini harus dihindari. Rasa yang timbul sebelum adanya pernikahan dapat menimbulkan permasalahan di kemudian hari. Rasa yang mekar sebelum waktunya akan menimbulkan permasalahan yang sangat pelik ketika ternyata bukan ia yang ditakdirkan untuk menjadi pendamping hidup kita nantinya. Dalam kasus seperti ini, secara tidak langsung kita telah menzolimi pasangan kita nantinya. Hal ini disebabkan hati kita datang padanya dalam keadaan tidak perawan, tetapi telah pernah dimiliki orang lain. Apakah kita mau hati pasangan kita telah pernah terikat erat di hati orang lain? Saya rasa hampir semua orang akan menjawab tidak.
Yakinlah! Kalau memang ia yang dijodohkan untuk Anda, maka ia tidak akan kemana-mana. Selain itu, belum tentu ia merupakan orang terbaik yang akan dikirim Allah untuk Anda. Mungkin saja akan datang pangeran yang jauh lebih baik di kemudian hari ketika Anda sudah siap untuk menikah.
Tugas kita adalah mempersiapkan diri agar pantas untuk mendapatkan seseorang yang jauh lebih baik nantinya, dia atau yang lain. Karena “Laki-laki baik-baik hanya untuk wanita baik-baik dan wanita baik-baik hanya untuk laki-laki baik baik” (An-Nur:24).
Islam telah mengatur hubungan wanita dan laki-laki dalam sebuah pernikahan. Hubungan sebelum terjadinya pernikahan seperti pacaran merupakan hal yang diharamkan dalam Islam. Karena pacaran akan cenderung membawa pelakunya pada kemaksiatan pada Allah SWT. Hubungan yang Anda lakukan dengan laki-laki tersebut walau tidak diikrarkan dalam bentuk pacaran, tidak akan berbeda jauh dengan pacaran jikalau komunikasi yang dilakukan didasarkan atas dasar rasa cinta satu sama lain. Untuk itu saya menyarankan sebaiknya Anda membatasi hubungan dengannya. Seandainya rasa itu telah ada, sebaiknya untuk sementara Anda jangan berhubungan dengannya sampai waktu menikah telah tiba.
“Dan tidaklah patut  bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.” (Al-Ahzab: 36)
Salam Berkah!

POSTINGAN TEMAN
(Share by : fathimah az-zahrah)

. UNTUK SUAMI DAN ISTRI .

Buat para SUAMI,
renungkanlah...
Isteri yang kamu nikahi tidaklah semulia Khadijah,
tidaklah pula setaqwa Aisyah,
pun tidak setabah Fatimah.
Justru,
isterimu hanyalah wanita akhir zaman,
yang punya cita-cita menjadi solehah.
Pernikahan atau perkawinan mengajarkan kita kewajiban bersama,
isteri menjadi tanah,
kamu langit penaungnya,
isteri ladang tanaman,
kamu pemagarnya,
isteri kiasan ternakan,
kamu gembalanya,
isteri adalah murid,
kamu mursyidnya,
isteri bagaikan anak kecil,
kamu tempat bermanjanya,
saat isteri menjadi madu,
kamu teguklah sepuasnya,
seketika isteri menjadi racun,
kamulah penawar bisanya,
seandainya isteri tulang yang bengkok,
berhati-hatilah meluruskannya.
Pernikahan atau perkawinan menginsafkan kita perlunya iman dan taqwa,
untuk belajar meniti sabar dan ridha kepada Allah SWT.
Kamu bukanlah Rasulullah SAW,
pun bukanlah Sayyidina Ali Karamallahhuwajhah,
kamu hanyalah suami akhir zaman yang berusaha menjadi soleh.

Buat para ISTERI,
renungkanlah...
pernikahan atau perkawinan membuka tabir rahasia,
suami yang menikahi kamu tidaklah semulia Muhammad SAW,
tidak pula setaqwa Ibrahim,
pun tidak setabah Ayyub atau pun segagah Musa,
apalagi setampan Yusuf.
Justru suamimu hanyalah lelaki akhir zaman
yang punya cita-cita membangun keturunan yang soleh.
Pernikahan atau perkawinan mengajar kita kewajiban bersama.
Suami menjadi pelindung,
kamu penghuninya,
suami adalah nahkoda kapal,
kamu pengemudinya,
suami bagaikan pelakon yang nakal,
kamu adalah penonton kenakalannya,
saat suami menjadi raja,
kamu nikmati anggur singgasananya,
seketika suami menjadi bisa,
kamulah penawar obatnya,
seandainya suami bengis lagi lancang,
sabarlah memperingatkannya.
Pernikahan ataupun perkawinan mengajarkan kita perlunya iman dan taqwa,
untuk belajar meniti sabar dan ridha Allah SWT.
Kamu bukanlah Khadijah,
yang begitu sempurna di dalam menjaga,
pun bukanlah Hajar,
yang begitu setia dalam sengsara,
kamu hanyalah wanita akhir zaman yang berusaha menjadi solehah.

Karena itu,
wahai para suami dan isteri,
jangan menuntut terlalu tinggi,
seandainya diri sendiri jelas tidak berupaya.
Mengapa mendambakan isteri sehebat Khadijah,
andai diri tidak semulia Rasulullah?
Mengapa mengharapkan suami setampan Yusuf,
seandainya kasih tak setulus Zulaikha?
Tidak perlu mencari isteri secantik Balqis,
andai diri tidak sehebat Sulaiman,
dan,
Tidak perlu mencari suami seteguh Ibrahim,
andai diri tidak sekuat Hajar dan Sarah.

Yaa Latief.... wahai Yang Maha Lemah Lembut..
berlemah lembutlah kepada kami....
amin..


**from artikel: Bimbingan Pra - Nikah, Yayasan AtThahiriyah**
(share by: fathimah Az-Zahrah)

~jika belum siap, cukup mencintai dalam diam saja….~

Posted by adivictoria1924 in Ijtima'i, tsaqofah.
Tags:
trackback

Bila belum siap melangkah lebih jauh dengan seseorang, cukup cintai ia dalam diam …
karena diammu adalah salah satu bukti cintamu padanya …
kau ingin memuliakan dia, dengan tidak mengajaknya menjalin hubungan yang terlarang, kau tak mau merusak kesucian dan penjagaan hatinya..
karena diammu memuliakan kesucian diri dan hatimu.. menghindarkan dirimu dari hal-hal yang akan merusak izzah dan iffahmu ..
karena diammu bukti kesetiaanmu padanya ..
karena mungkin saja orang yang kau cinta adalah juga orang yang telah ALLAH swt. pilihkan untukmu …
ingatkah kalian tentang kisah Fatimah dan ALi ?
yang keduanya saling memendam apa yang mereka rasakan …
tapi pada akhirnya mereka dipertemukan dalam ikatan suci nan indah
karena dalam diammu tersimpan kekuatan … kekuatan harapan …
hingga mungkin saja Allah akan membuat harapan itu menjadi nyata hingga cintamu yang diam itu dapat berbicara dalam kehidupan nyata …
bukankah Allah tak akan pernah memutuskan harapan hamba yang berharap padanya ?
dan jika memang ‘cinta dalam diammu’ itu tak memiliki kesempatan untuk berbicara di dunia nyata,
biarkan ia tetap diam …
jika dia memang bukan milikmu, toh Allah, melalui waktu akan menghapus ‘cinta dalam diammu’ itu dengan memberi rasa yang lebih indah dan orang yang tepat …
biarkan ‘cinta dalam diammu’ itu menjadi memori tersendiri dan sudut hatimu menjadi rahasia antara kau dengan Sang Pemilik hatimu …
NB. Postingan teman
(Share by: Fathimah Az-Zahrah)

. Beda Antara Suka, Cinta, dan Sayang .

Dihadapan orang yang kau cintai, musim dingin berubah menjadi musim semi yang indah Dihadapan orang yang kau sukai, musim dingin tetap saja musim dingin hanya suasananya lebih indah sedikit
Dihadapan orang yang kau cintai, jantungmu tiba tiba berdebar lebih cepat
Dihadapan orang yang kau sukai, kau hanya merasa senang dan gembira saja
Apabila engkau melihat kepada mata orang yang kau cintai, matamu berkaca-kaca
Apabila engkau melihat kepada mata orang yang kau sukai, engkau hanya tersenyum saja


Dihadapan orang yang kau cintai, kata kata yang keluar berasal dari perasaan yang terdalam Dihadapan orang yang kau sukai, kata kata hanya keluar dari pikiran saja
Jika orang yang kau cintai menangis, engkaupun akan ikut menangis disisinya Jika orang yang kau sukai menangis, engkau hanya menghibur saja
Perasaan cinta itu dimulai dari mata, sedangkan rasa suka dimulai dari telinga
Jadi jika kau mau berhenti menyukai seseorang, cukup dengan menutup telinga.
Tapi apabila kau mencoba menutup matamu dari orang yang kau cintai,
cinta itu berubah menjadi tetesan air mata dan terus tinggal dihatimu dalam jarak waktu yang cukup lama.
Tetapi selain rasa suka dan rasa cinta… ada perasaan yang lebih mendalam.
Yaitu rasa sayang…. rasa yang tidak hilang secepat rasa cinta.
Rasa yang tidak mudah berubah.
Perasaan yang dapat membuatmu berkorban untuk orang yang kamu sayangi.
Mau menderita demi kebahagiaan orang yang kamu sayangi.
Cinta ingin memiliki.
Tetapi Sayang hanya ingin melihat orang yang disayanginya bahagia.
walaupun harus kehilangan.”

Sabtu, 03 Juli 2010

Ssstt... Zina hati di dunia maya... Astagfirullah...

Ditulis oleh: Foezi Citra Cuaca Elmart pada Renungan

Tagged in: Untagged 
Foezi Citra Cuaca Elmart
Originally created by Fu
Ini adalah tentang sebuah kisah. Bukan bermaksud untuk menyebar sebuah kabar, ataupun hanya sekadar memamerkan kisah pribadi tanpa elegi, hanya berharap semoga teman-teman semua bisa mengambil hikmah meski hanya secuil cerita yang terpapar disini. Jangan komentari panjang pendeknya catatan ataupun salah tidaknya rangkaian kata, karena saya pun masih belajar untuk menulis sebuah cerita.

Bagi setiap manusia yang sewajarnya sensitif bila berkenaan pada rasa, menjaga hati adalah suatu hal yang sulit untuk dilakukan. Apalagi untuk orang yang mempunyai prinsip kuat untuk menjaga izzah sesuai tuntunan Sang Maha Cinta pada ayat-ayat suci-Nya, itu bukan hal yang mudah. Banyak peristiwa datang silih berganti hingga aku menjadi seperti sekarang ini. Tidak pernah menjalin hubungan dekat dengan ikhwan _pacaran_, belajar berkomitmen untuk menjaga aurat secara utuh, berusaha istiqomah untuk menjadi pribadi yang semakin lebih baik lagi, mencoba tetap kukuh menghindarai hal-hal di luar jalan lurus-Nya (meski sampai saat ini masih saja sering kali berbelok dari arus). Semua itu tentunya tidak kujalani secara instan, namun butuh waktu dan proses yang cukup panjang. Mulai dari membatasi berbalas sms dengan teman laki-laki, membersihkan hati untuk tidak menaruh hati pada lawan jenis, mencoba hanya berorientasi pada Dia dan cinta-Nya saja, dan semua penyakit hati yang sering kali menggerogoti aku sebagai wanita yang lemah ini.
Namun seperti yang pernah kuungkapkan di salah satu updatean statusku : “Aku pun manusia yang sewajarnya sangat sensitif terhadap "Rasa". Aku pun berhak untuk mencinta. Namun, bila ku harus memilih, lebih baik kupilih sedikit tersiksa memendamnya hingga tiba waktunya bahagia, daripada aku sedikit bahagia memaksa menjalaninya namun terlarang dan berujung siksa. Astagfirullah...”
Dalam kelemahan hati dan perasaanku akhirnya “cerita” itu dimulai dari sebuah link yang disharekan di wall-ku oleh salah satu ukhti sahabat baikku. Aku heran pada judul link yang di share-kan oleh sahabat baikku itu, yaitu “Tentang Pagi…^^”. Saat aku mencoba membukanya, ternyata itu adalah sebuah notes yang ditulis seorang ikhwan. Intinya di bagian awal ia mengatakan bahwa ia baru saja melihat profil seorang penulis muda. Aku sempat bertanya-tanya kenapa ukhti sahabatku menyuruhku untuk membaca notes itu, namun setelah dari baris ke baris hingga menuju inti tulisan dalam notes itu, secara otomatis air mataku mengalir begitu saja, tak bisa berhenti. Tulisan yang kubaca itu tidak lain dan tidak bukan adalah tulisan tentangku, yaitu “about me” profilku. Astagfirullah… seketika itu juga sedih dan haru menyelimuti diriku. Bukan…bukan karena aku bangga, sama sekali bukan karena aku bangga. Namun, justru aku mempermasalahkan bahwa “penilaiannya” dan teman-temannya yang berkomentar itu adalah salah. Mereka tidak mengetahui bagaimana pribadiku yang sebenarnya. Itu hanyalah tulisan, hanya tulisan, bukan berarti aku yang sebenarnya. Bagaimana sifat-sifatku sebenarnya hanyalah keluarga dan teman-teman dekatku saja yang mengetahuinya, dan yang lebih tahu mengenaiku yang sebenarnya sampai ke isi-isi hatinya hanya Allah-ku saja, hanya Allahku, tidak ada yang lain. Sesungguhnya jikalau aku terlihat begitu baik, itu hanya karena Allah yang telah menutupi aib-aibku.
Aku ingat pesan ukhti sahabatku itu untuk menyapa orang yang bersangkutan, dan aku katakana lewat message bahwa aku tidak berani menyapanya, terlebih lagi karena dia adalah seorang ikhwan. Sejak saat itu aku melupakannya, tidak mengingat-ingat tentang hal itu lagi, bahkan tidak menambahkannya sebagai teman sama sekali, karena aku tidak berani.
Suatu waktu beberapa minggu setelah itu, aku memposting sebuah tulisan di “notes”-ku. Tiba-tiba tak beberapa lama aku posting, ada sebuah pesan masuk ke inbox situsku. Pesan itu dari dia, ikhwan yang menulis notes “tentang pagi ^^”. Aku sempat bingung harus membalas apa, namun karena ternyata orangnya ramah, aku balas seperti biasanya saja, sama halnya bila aku membalas pesan atau chatting teman-teman dunia mayaku. Akhirnya kami terlibat diskusi dalam inbox. Namun diskusi itu hanya dalam hitungan beberapa pesan saja, tidak banyak, kemudian ia meng-add profilku, setelah itu dia menghilang dan tak pernah menyapaku sama sekali. Aku berpikir positif bahwa mungkin ia berpikiran sama denganku, yaitu bagaimanapun hubungan seorang ikhwan dan akhwat itu sangat rentan dan sensitif. Namun yang pasti, ia selalu menjadi jalan dari petunjuk Allah melalui tulisan hikmah, video islam, serta link bertajuk islam dan hikmah yang ia share-kan padaku, tanpa pernah menyapaku sama sekali. Aku menganggapnya sebagai salah seorang saudara sesama muslim yang Allah kirimkan untuk memberi hikmah-hikmah Illahiah padaku yang rentan futur ini, Astagfirullah…
Aku tidak terlalu tahu banyak tentangnya, bahkan fotonya pun tidak pernah aku lihat sama sekali. Namun disadari atau tidak, justru kekaguman itu hadir sendiri dari lubuk hati ini. Dia yang tertutup, misterius, tidak suka popularitas, sederhana dan ramah itu telah membuatku kagum. Hanya kagum, tidak lebih dari itu. Tapi bukankah hati itu sangat sensitif yang bisa terenyuh begitu saja oleh bisikan setan yang memanfaatkan keadaan? Wallahualam…
Hari ini aku berkesempatan untuk chat dengannya melalui Yahoo Messenger., untuk pertama kalinya _mungkin untuk yang terakhir kali_. Entahlah, namun mungkin ini sudah menjadi salah satu skenario Allah dalam hidupku. Aku menyapanya pertama kali, lalu dia membalas secukupnya, aku bertanya lagi, dia membalas, seterusnya selalu aku yang bertanya dan dia hanya membalas. Awalnya niatku hanya ingin silaturahmi dan sekadar bersikap ramah saja, namun benar kata orang bahwa “niat seseorang tidak pernah ada yang tahu, serta tak selamanya orang mengerti pada niat yang kita jalani”, ada sesuatu yang aneh pada obrolan itu. Akhirnya aku putuskan untuk mengakhiri pembicaraan.
Aku: “Saya off duluan Kang, soalnya dari tadi saya terus yang nanya.”
Saat aku akan meng-close YM, tiba-tiba ada pesan darinya, yang bila dalam permainan catur telah men-skak matt-ku.
Dia: “Afwan, bukannya tidak mau bertanya, takut terjadi KHALWAT”
Astagfirullah… Astagfirullah… Astagfirullah… Inilah salah satu petunjuk Allah lagi. Allah memberikan hikmah-Nya padaku melalui ikhwan saudara muslim itu. Astagfirullah… Betapa selama ini aku bersilaturahmi melalui dunia maya sesama saudara muslim sesuai dengan style-ku. Tidak ada maksud apa-apa, hanya mencoba bersikap ramah pada orang yang menyapaku, bahkan itu pun sudah aku pilih-pilih benar dari segi siapa orangnya, apa perkataannya, batasan pembicaraannya dan segalanya.
Namun sekali lagi, hubungan antara ikhwan dan akhwat itu sangatlah sensitif. Tidak ada yang dapat menjamin bahwa jalinan hubungan itu bisa saja menjadi media setan untuk menggencarkan aksinya dalam menyebar virus, menggerogoti hati, hingga kita jauh dari hukum dan norma agama, bahkan bisa menjauhkan niat kita yang sebenarnya, dari Allah beralih pada hal duniawi. Astagfirullah….
Karena peristiwa itu, mulai dari sekarang aku akan semakin menjaga batasan hubungan dengan ikhwan, terlebih di dunia maya, karena di dunia nyata Alhamdulillah aku sangat jarang sekali berinteraksi dengan makhluk Allah yang merupakan keturunan nabi Adam itu. Bukan… bukan karena ikhwan itu, bukan untuk ikhwan itu. Tapi untuk menjaga diri terutama izzahku bagi Allah, keluarga, dan dia, dia yang Allah takdirkan untukku. Cukuplah ia saja satu-satunya ikhwan yang akan bercengkrama denganku, mau selama atau seterbuka apapun itu.
Mungkin saja selama ini telah banyak perkataan, pembicaraan, foto, sikap dan segala yang pernah kulakukan itu telah mengotori hati dan menjadikan fitnah. Astagfirullah… astagfirullah… astagfirullah… Semoga Allah mengampuni dosaku itu, dan semoga berkah dan karunia-Nya selalu tercurah pada ikhwan sahabat maya-ku itu.
Aku jadi ingat hadits yang sering kali membuatku miris dan? merinding seraya berucap istigfar.
Dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah SAW bersabda :
“Sesungguhnya Allah telah menetapkan bagi setiap anak Adam bagiannya dari zina, ia mengalami hal tersebut secara pasti. Kedua mata zinanya adalah memandang, kedua telinga zinanya adalah mendengar, lisan zinanya adalah berbicara, tangan zinanya adalah memegang dan kaki zinanya adalah berjalan dan zinanya hati adalah berhasrat dan berangan-angan dan hal tersebut dibenarkan oleh kemaluan atau didustakannya.” (Hadits Shahih, Riwayat Bukhari-Muslim)
Untukmu yang merasa ikhwah dan telah terjaga dari zina fisik (raga), sudahkah terhindar dari zina hati?
Bagaimana denganmu sahabatku?
Astagfirullah…
Terserahmu menilai apapun tentang kisah ini. Semoga dapat menjadi bahan pemikiran otak kita tatkala berada dalam tahap irasional, yang membenarkan segala hal karena teori RELATIFITAS dan MAYORITAS.
Lembang, 210610

Rabu, 23 Juni 2010

Apa Makna Wanita Diciptakan dari Tulang Rusuk yang Paling Bengkok?

Pertanyaan:
Disebutkan dalam sebuah hadits, “Berbuat baiklah kepada wanita, karena wanita itu diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok, sedangkan tulang rusuk yang paling bengkok adalah yang paling atas,” dst. Mohon penjelasan makna hadits dan makna ‘tulang rusuk yang paling bengkok adalah tulang rusuk yang paling atas’?

Jawaban:
Ini adalah hadits shahih yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim di masing masing kitab Shahih mereka, dari Nabi shalallahu ‘alayhi wasallam. Dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa nabi shalallahu ‘alayhi wasallam bersabda,

“Berbuat baiklah kepada wanita, karena sesungguhnya mereka diciptakan dari tulang rusuk, dan sesungguhnya tulang rusuk yang paling bengkok adalah yang paling atas.Maka sikapilah para wanita dengan baik.”
(HR al-Bukhari Kitab an-Nikah no 5186)
Ini adalah perintah untuk para suami, para ayah, saudara saudara laki laki dan lainnya untuk menghendaki kebaikan untuk kaum wanita, berbuat baik terhadap mereka , tidak mendzalimi mereka dan senantiasa memberikan ha-hak mereka serta mengarahkan mereka kepada kebaikan. Ini yang diwajibkan atas semua orang berdasarkan sabda Nabi shalallahu ‘alayhi wasallam, “Berbuat baiklah kepada wanita.”
Hal ini jangan sampai terhalangi oleh perilaku mereka yang adakalanya bersikap buruk terhadap suaminya dan kerabatnya, baik berupa perkataan maupun perbuatan karena para wanita itu diciptakan dari tulang rusuk, sebagaimana dikatakan oleh Nabi shalallahu ‘alayhi wasallam bahwa tulang rusuk yang paling bengkok adalah yang paling atas.
Sebagaimana diketahui, bahwa yang paling atas itu adalah yang setelah pangkal rusuk, itulah tulang rusuk yang paling bengkok, itu jelas. Maknanya, pasti dalam kenyataannya ada kebengkokkan dan kekurangan. Karena itulah disebutkan dalam hadits lain dalam ash-Shahihain.

“Aku tidak melihat orang orang yang kurang akal dan kurang agama yang lebih bias menghilangkan akal laki laki yang teguh daripada salah seorang diantara kalian (para wanita).”
(HR. Al Bukhari no 304 dan Muslim no. 80)
Hadits Nabi shalallahu ‘alayhi wasallam yang disebutkan dalam ash shahihain dari hadits Abu Said al-Khudri radhiyallahu ‘anhu. Makna “kurang akal” dalam sabda Nabi shalallahu ‘alayhi wasallam adalah bahwa persaksian dua wanita sebanding dengan persaksian seorang laki laki. Sedangkan makna “kurang agama” dalam sabda beliau adalah bahwa wanita itu kadang selama beberapa hari dan beberapa malam tidak shalat, yaitu ketika sedang haidh dan nifas. Kekurangan ini merupakan ketetapan Allah pada kaum wanita sehingga wanita tidak berdosa dalam hal ini.
Maka hendaknya wanita mengakui hal ini sesuai dengan petunjuk nabi shalallahu ‘alayhi wasallam walaupun ia berilmu dan bertaqwa, karena nabi shalallahu ‘alayhi wasallam tidak berbicara berdasarkan hawa nafsu, tapi berdasar wahyu yang Allah berikan kepadanya, lalu beliau sampaikan kepada ummatnya, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,

“Demi bintang ketika terbenam, kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak keliru, dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).”
(Qs. An-Najm:4)
Sumber:
Majmu Fatawa wa Maqadat Mutanawwi’ah juz 5 hall 300-301, Syaikh Ibn Baaz Fatwa fatwa Terkini Jilid 1 Bab Perlakuan Terhadap Istri penerbit Darul Haq
***
Artikel muslimah.or.id

..:: KEISTIMEWAAN HARI JUM'AT ::..

Penyusun: Ummu Aufa
Muraja’ah: Ustadz Abu Salman
Saudariku, kabar gembira untuk kita semua bahwa ternyata kita mempunyai hari yang istimewa dalam deretan 7 hari yang kita kenal. Hari itu adalah hari jum’at. Saudariku, hari jum’at memang istimewa namun tidak selayaknya kita berlebihan dalam menanggapinya. Dalam artian, kita mengkhususkan dengan ibadah tertentu misalnya puasa tertentu khusus hari Jum’at, tidak boleh pula mengkhususkan bacaan dzikir, do’a dan membaca surat-surat tertentu pada malam dan hari jum’at kecuali yang disyari’atkan.

Nah artikel kali ini, akan menguraikan beberapa keutamaan-keutamaan serta amalan-amalan yang disyari’atkan pada hari jum’at. Semoga dengan kita memahami keutamaannya, kita bisa lebih bersemangat untuk memaksimalkan dalam melaksanakan amalan-amalan yang disyari’atkan pada hari itu, dan agar bisa meraih keutamaan-keutamaan tersebut.
Keutamaan Hari Jum’at
1. Hari paling utama di dunia
Ada beberapa peristiwa yang terjadi pada hari jum’at ini, antara lain:

  • Allah menciptakan Nabi Adam ‘alaihissallam dan mewafatkannya.
  • Hari Nabi Adam ‘alaihissallam dimasukkan ke dalam surga.
  • Hari Nabi Adam ‘alaihissallam diturunkan dari surga menuju bumi.
  • Hari akan terjadinya kiamat.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
“Hari paling baik dimana matahari terbit pada hari itu adalah hari jumat, pada hari itu Adam diciptakan, dan pada hari itu pula Adam dimasukkan ke dalam surga, serta diturunkan dari surga, pada hari itu juga kiamat akan terjadi, pada hari tersebut terdapat suatu waktu dimana tidaklah seorang mukmin shalat menghadap Allah mengharapkan kebaikan kecuali Allah akan mengabulkan permintannya.” (HR. Muslim)
2. Hari bagi kaum muslimin
Hari jum’at adalah hari berkumpulnya umt Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam masjid-masjid mereka yang besar untuk mengikuti shalat dan sebelumnya mendengarkan dua khutbah jum’at yang berisi wasiat taqwa dan nasehat-nasehat, serta do’a.
Dari Kuzhaifah dan Rabi’i bin Harrasy radhiyallahu ‘anhuma bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Allah menyesatkan orang-orang sebelum kami pada hari jum’at, Yahudi pada hari sabtu, dan Nasrani pada hari ahad, kemudian Allah mendatangkan kami dan memberi petunjuk pada hari jum’at, mereka umat sebelum kami akan menjadi pengikut pada hari kiamat, kami adalah yang terakhir dari penghuni dunia ini dan yang pertama pada hari kiamat yang akan dihakimi sebelum umat yang lain.” (HR. Muslim dan Ibnu Majah)
3. Hari yang paling mulia dan merupakan penghulu dari hari-hari
Dari Abu Lubabah bin Ibnu Mundzir radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Hari jum’at adalah penghulu hari-hari dan hari yang paling mulia di sisi Allah, hari jum’at ini lebih mulia dari hari raya Idhul Fitri dan Idul Adha di sisi Allah, pada hari jum’at terdapat lima peristiwa, diciptakannya Adam dan diturunkannya ke bumi, pada hari jum’at juga Adam dimatikan, di hari jum’at terdapat waktu yang mana jika seseorang meminta kepada Allah maka akan dikabulkan selama tidak memohon yang haram, dan di hari jum’at pula akan terjadi kiamat, tidaklah seseorang malaikat yang dekat di sisi Allah, di bumi dan di langit kecuali dia dikasihi pada hari jum’at.” (HR. Ahmad)
4. Waktu yang mustajab untuk berdo’a
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebut hari jum’at lalu beliau Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Di hari jum’at itu terdapat satu waktu yang jika seseorang muslim melakukan shalat di dalamnya dan memohon sesuatu kepada Allah Ta’ala, niscaya permintaannya akan dikabulkan.” Lalu beliau memberi isyarat dengan tangannya yang menunjukkan sedikitnya waktu itu. (HR. Bukhari Muslim)
Namun mengenai penentuan waktu, para ulama berselisih pendapat. Diantara pendapat-pendapat tersebut ada 2 pendapat yang paling kuat:
a. Waktu itu dimulai dari duduknya imam sampai pelaksanaan shalat jum’at
Dari Abu Burdah bin Abi Musa Al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu bahwa ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma berkata padanya, “Apakah engkau telah mendengar ayahmu meriwayatkan hadits dari Rasulullah sehubungan dengan waktu ijaabah pada hari jum’at?” Lalu Abu Burdah mengatakan, “Aku mendengar Rasulullah bersabda, ‘Yaitu waktu antara duduknya imam sampai shalat dilaksanakan.’” (HR. Muslim)
Imam Nawawi rahimahullah menguatkan pendapat di atas. Sedangkan Imam As-Suyuthi rahimahullah menentukan waktu yang dimaksud adalah ketika shalat didirikan.
b. Batas akhir dari waktu tersebut hingga setelah ‘ashar
Dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hari jum’at itu dua belas jam. Tidak ada seorang muslimpun yang memohon sesuatu kepada Allah dalam waktu tersebut melainkan akan dikabulkan oleh Allah. Maka peganglah erat-erat (ingatlah bahwa) akhir dari waktu tersebut jatuh setelah ‘ashar.” (HR. Abu Dawud)
Dan yang menguatkan pendapat kedua ini adalah Imam Ibnul Qayyim rahimahullah, beliau mengatakn bahwa, “Ini adalah pendapat yang dipegang oleh kebanyakan generasi salaf dan banyak sekali hadits-hadits mengenainya.”
5. Dosa-dosanya diampuni antara jum’at tersebut dengan jum’at sebelumnya
Dari Salman Al-Farisi radhiyallahu ‘anhu mengatakan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Tidaklah seseorang mandi pada hari jum’at dan bersuci semampunya, berminyak dengan minyak, atau mengoleskan minyak wangi dari rumahnya, kemudian keluar (menuju masjid), dan dia tidak memisahkan dua orang (yang sedang duduk berdampingan), kemudian dia mendirikan shalat yang sesuai dengan tuntunannya, lalu diam mendengarkan (dengan seksama) ketika imam berkhutbah melainkan akan diampuni (dosa-dosanya yang terjadi) antara jum’at tersebut dan jum’at berikutnya.” (HR. Bukhari)
Amalan-Amalan yang Disyari’atkan pada Hari Jum’at
1. Memperbanyak shalawat
Dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Perbanyaklah shalawat kepadaku setiap hari jum’at karena shalawatnya umatku akan dipersembahkan untukku pada hari jum’at, maka barangsiapa yang paling banyak bershalawat kepadaku, dia akan paling dekat derajatnya denganku.” (HR. Baihaqi dengan sanad shahih)
2. Membaca surat Al Kahfi
Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa membaca surat Al-Kahfi pada hari jum’at akan diberikan cahaya baginya diantara dua jum’at.” (HR. Al Hakim dan Baihaqi dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani)
3. Memperbanyak do’a (HR Abu Daud poin 4b.)
4. Amalan-amalan shalat jum’at (wajib bagi laki-laki)
  • Mandi, bersiwak, dan memakai wangi-wangian.
  • Berpagi-pagi menuju tempat shalat jum’at.
  • Diam mendengarkan khatib berkhutbah.
  • Memakai pakaian yang terbaik.
  • Melakukan shalat sunnah selama imam belum naik ke atas mimbar.
Saudariku, setelah membaca artikel tersebut semoga kita bisa mendapat manfaat yang lebih besar dengan menambah amalan-amalan ibadah yang disyari’atkan. Sungguh begitu banyak jalan agar kita bisa meraup pahala sebanyak-banyaknya sebagai bekal perjalanan kita di akhirat kelak. Wallahu a’lam.
Maraji’:
  1. Do’a dan Wirid, Pustaka Imam Asy-Syafi’i
  2. Tafsir Ayat-Ayat Yaa Ayyuhal-ladziina Aamanuu, Pustaka Al-Kautsar
  3. Amalan dan Waktu yang Diberkahi, Pustaka Ibnu Katsir
***
Artikel www.muslimah.or.id

Cahaya Membaca Surah Alkahfi

Salah satu doa orang beriman yang diabadikan di dalam Al-Qur’an ialah:
“Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (QS At-Tahrim ayat 8)
Doa ini dipanjatkan kepada Allah ta’aala oleh orang-orang beriman pada saat mereka melintasi jembatan di atas neraka. Suatu jembatan yang digambarkan oleh Nabi shollallahu ’alaih wa sallam sebagai ”lebih halus dari sehelai rambut dan lebih tajam dari sebilah pedang.” Setiap orang yang pernah mengucapkan kalimat tauhid akan melintasi jembatan yang membentang di atas neraka.
”Dan tidak ada seorangpun daripadamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan.” (QS Maryam ayat 71)
Ketika menyeberangi jembatan tersebut keadaan sangat mencekam dan gelap. Sehingga Nabi shollallahu ’alaih wa sallam menyatakan bahwa orang akan menyeberangi jembatan itu sesuai cahaya yang ia miliki. Cahaya tersebut berbanding lurus dengan tingkat keimanan dan amal kebaikan yang telah diinvestasikan seseorang sewaktu hidupnya di dunia. Orang yang beriman akan sanggup menyeberanginya hingga selamat sampai ke ujung. Sedangkan orang munafiq akan mengalami gangguan dalam menyeberanginya sehingga mereka bakal jatuh terjungkal ke dalam panasnya api neraka di bawah jembatan tersebut.
“Allah ta’aala akan memanggil umat manusia di akhirat nanti dengan nama-nama mereka, ada tirai penghalang dari-Nya atas hamba-hambaNya. Adapun di atas jembatan Allah ta’aala memberikan cahaya kepada setiap orang beriman dan orang munafiq. Bila mereka telah berada di tengah jembatan, Allah ta’aala-pun segera merampas cahaya orang-orang munafiq. Mereka menyeru kepada orang-orang beriman: ”Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebagian dari cahaya kamu.”(QS AtTahrim ayat 8) Dan berdoalah orang-orang beriman: ”Ya Rabb kami, sempurnakanlah untuk kami cahaya kami.” (AlHadid ayat 13) Ketika itulah setiap orang tidak akan ingat orang lain.” (HR Thabrani 11079)
Saudaraku, sungguh ini merupakan peristiwa yang sangat menakutkan. Sebab tidak seorangpun yang tahu apakah dirinya akan sanggup selamat hingga ke ujung jembatan pada saat itu. Maka marilah kita pelihara dan selalu tingkatkan ketaqwaan kita. Sebab Allah ta’aala menjamin bahwa orang-orang bertaqwa pasti akan diselamatkan dari api neraka. Hanya mereka yang zalim-lah yang akan dibiarkan terjungkal dari jembatan dan merasakan siksa neraka.
”Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang yang zalim di dalam neraka dalam keadaan berlutut.” (QS Maryam ayat 72)
Bahkan Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam menegaskan dalam sebuah hadits bahwa orang bertaqwa tidak akan merasakan panasnya neraka karena Allah ta’aala akan jadikan api neraka laksana api yang menyentuh Nabi Ibrahim’alihis-salaam, yakni terasa dingin dan selamat bagi muttaqin.
“Tidak ada orang sholeh dan orang jahat yang tersisa melainkan dia masuk ke neraka. Neraka itu dingin dan menyelamatkan bagi orang beriman, seperti halnya yang dialami Ibrahim sehingga neraka itu gaduh lantaran dinginnya mereka. Kemudian Allah ta’aala menyelamatkan orang-orang yang bertaqwa dan membiarkan orang-orang zalim di dalam neraka dalam keadaan berlutut.” (HR Ahmad 13995)
Dan dalam hadits lainnya Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam memberikan kabar gembira bahwa orang-orang beriman yang sholeh akan dikeluarkan dari neraka karena amal baiknya.
“Dan tidak ada seorangpun darimu, melainkan mendatangi sekitar neraka itu.” Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: ”Seluruh manusia datang ke sekitar neraka, kemudian mereka keluar dari sana dengan amal baiknya.” (HR Ahmad 3927)
Maka, saudaraku, marilah kita persiapkan bekal cahaya sebanyaknya guna menerangi lintasan kita di atas jembatan tersebut kelak. Dan salah satu bentuk upayanya ialah dengan secara disiplin setiap hari Jum’at membaca surah Al-Kahfi.
“Sesungguhnya barangsiapa membaca surah Al-Kahfi pada hari Jum’at, niscaya ia akan diterangi oleh cahaya antara dua Jum’at.” (HR Hakim 3349)
Bila setiap hari Jum’at kita disiplin membaca surah Al-Kahfi, maka insya Allah hidup kita sepanjang umur akan senantiasa diterangi cahaya untuk bekal keselamatan di akhirat, khususnya ketika melintasi jembatan di atas neraka. Amin.
sumber : eramuslim

.: RENUNGAN MEMUJUK HATI :.

55
Mungkin Tuhan sengaja mahu kita berjumpa dengan orang yang salah
sebelum menemui insan yang betul supaya apabila kita akhirnya
menemui insan yang betul, kita akan tahu bagaimana untuk bersyukur
dengan nikmat pemberian dan hikmah di sebalik pemberian tersebut.
Apabila salah satu pintu kebahagiaan tertutup, yang lain akan
terbuka tapi lazimnya kita kita akan memandang pintu yang telah
tertutup itu terlalu lama hinggakan kita tidak nampak pintu yang
telah pun dibukakan untuk kita. Kawan yang paling baik ialah
seseorang yang anda boleh duduk didalam buaian dan berbuai bersama
tanpa berkata apa-apa pun dan kemudian berjalan pulang
dengan perasaan bahawa itulah perbualan yang paling hebat yang
pernah dialami.
Memang benar kita tidak tahu apa yang telah kita punyai sehinggalah
kita kehilangannya dan juga benar bahawa kita tidak tahu apa yang
kita rindukan sehinggalah ‘ia’ datang memberi seseorang .Seluruh
cinta anda bukanlah satu kepastian yang mereka akan menyintai anda
kembali! jangan harapkan cinta sebagai balasan.nantikan sahaja ia
untuk mekar di dalam hati mereka tapi sekiranya ia tidak
,pastikanlah ia terus mekar di dalam hati anda. ia cuma mengambil
masa seminit untuk jatuh hati pada seseorang, satu jam untuk
menyukai seseorang,satu hari untuk menyintai seseorang tetapi ia
mengambil masa sepanjang hidup
untuk melupakan seseorang.
Jangan pandang kepada kecantikan kerana boleh jadi ia palsu,Jangan
kejar kemewahan kerana ianya akan susut,
carilah seseorang yang membuatkan anda tersenyum kerana ia cuma
memerlukan sekuntum senyuman untuk mencerahkan hari yang
suram.Carilah yang membuat hati anda tersenyum. akan tiba satu
ketika di dalam kehidupan apabila anda teramat rindu seseorang
sehingga anda ingin mengapainya dari mimpi anda dan memeluknya
dengan sebenar.
Mimpilah apa yang anda ingin mimpikan , pergilah kemana – mana yang
ingin anda tujui dan jadilah apa yang anda inginkan kerana anda
hanya memiliki satu kehidupan dan satu peluang untuk melakukan semua
perkara yang ingin anda lakukan.
Semoga anda memiliki kebahagiaan yang cukup untuk membuatkan diri
anda menarik, percubaan yang cukup untuk membuatkan anda
kuat, kesedihan yang cukup untuk memastikan anda seorang insan dan
harapan yang cukup untuk membuatkan anda bahagia .
Selalu bayangkan diri anda di dalam kasut seseorang,jika anda rasa
ianya menyakitkan anda, fikirlah ia mungkin menyakitkan
orang lain juga.Kabahagiaan seseorang manusia tidak semestinya dalam
memiliki semuanya yang terbaik. mereka hanya membuat yang terbaik
dalam hampir apa saja yang datang di dalam perjalanan hidup mereka.
Kebahagaiaan terletak kepada mereka yang menangis ,mereka yang
terluka , mereka yang telah mencari dan mereka yang telah
mencuba. Hanya mereka yang boleh menghargai kepentingan manusia yang
telah menyentuh hidup mereka.
Cinta bermula dengan senyuman, mekar dengan ciuman dan berakhir
dengan tangisan. Masa depan yang cerah sentiasa berteraskan
kehidupan yang lalu yang telah dilupakan. Anda tidak boleh
meneruskan kehidupan dengan sempurna sehingga anda melupakan
kegagalan dan kekecewaan masa silam.
Semasa anda dilahirkan, anda menangis dan orang disekeliling anda
tersenyum. Teruskanlah hidup anda supaya apabila anda mati
nanti, andalah yang akan tersenyum dan orang sekeliling anda pula
yang akan menangis.
Wassalam

Rabu, 16 Juni 2010

. Kisah Masuk Islamnya Seorang Dokter Amerika Karena Satu Ayat Al-Qur'an .


Published by Abdullah Hadrami [abdullah] on 2008/5/25 (7929 reads)


Beberapa tahun yang lalu, seorang teman bercerita kepadaku tentang kisah masuknya seorang dokter Amerika ke dalam Islam. Dari apa yang kuingat dari kisah yang indah ini adalah : Kisah ini terjadi pada salah satu rumah sakit di Amerika Serikat.

Di rumah sakit tersebut, seorang dokter muslim bekerja dengan keilmuan yang sangat baik, sehingga memberi pengaruh besar untuk mengenal beberapa dokter Amerika. Dan dia, dengan kemampuan tersebut mengundang decak kagum mereka. Diantara para dokter Amerika ini, dia mempunyai satu teman akrab yaitu orang yang memiliki kisah ini. Mereka berdua selalu bertemu dan keduanya bekerja pada bagian persalinan.

Pada suatu malam, di rumah sakit tersebut terjadi dua peristiwa persalinan secara bersamaan. Setelah kedua wanita itu melahirkan, dua bayi tersebut tercampur dan tidak ada yang mengetahui masing-masing pemilik kedua bayi yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan itu. Kerancuan ini terjadi disebabkan kecerobohan perawat yang seharusnya dia menulis nama ibu pada gelang yang diletakkan di tangan kedua bayi tersebut. Dan ketika kedua dokter tersebut tahu bahwa mereka berada dalam kebingungan; Siapakah ibu bayi laki-laki dan siapakah ibu bayi perempuan, maka dokter Amerika berkata kepada dokter Muslim,

"Engkau mengatakan bahwasanya Al-Qur?an telah menjelaskan segala sesuatu dan engkau mengatakan bahwasanya Al-Qur?an itu mencakup semua permasalahan-permasalahan apapun. Maka tunjukkanlah kepadaku cara mengetahui siapa ibu dari masing-masing bayi ini..!!"

Dokter Muslim itupun menjawab,

"Ya, Al-Qur?an telah menerangkan segala sesuatu dan akan aku buktikan kepadamu tentang hal itu. Biarkan kami mendiagnosa ASI kedua ibu dan kami akan menemukan jalan keluar."

Setelah nampak hasil diagnosa, dengan sangat percaya diri dokter muslim itu memberitahu temannya si dokter Amerika, siapakah ibu sebenarnya dari masing-masing bayi tersebut...!!!! Dokter Amerika itupun terheran-heran dan bertanya, "Bagaimana kamu tahu?"

Dokter Muslim menajwab

"Sesungguhnya hasil yang nampak menunjukkan bahwasanya kadar banyaknya ASI pada payudara ibu si bayi laki-laki dua kali lipat kandungannya dibanding ibu si bayi perempuan. Perbandingan kadar garam dan vitamin pada ASI si ibu bayi laki-laki itu juga dua kali lipat dibanding ibu si bayi perempuan."

Kemudian dokter muslim tersebut membacakan ayat Al-Qur?an yang dia jadikan dasar argumen dari jalan keluar itu,

"Bagi laki-laki seperti bagian dua perempuan." (QS. An-Nisa:11)

Dan setelah mendengarkan dokter Amerika itu arti ayat tersebut, dia jadi bengong, dan dia menyatakan keislamannya secara spontan tanpa ragu-ragu. Subhanallah, Maha Suci Allah Robb semesta alam. (Qiblati).
(c) Hak cipta 2008 - Hatibening.com

Selasa, 18 Mei 2010

...::: SABAR DALAM PENANTIAN :::...

Merindukan  pendamping hidup adalah fitrah setiap insan. Wanita, sebagai makhluk Alloh yang cenderung ingin dilindungi.  tentu wajar berharap pula akan kehadiran seorang ikhwan dalam hidupnya. Dan saat menanti adalah ujian berat bagi seorang gadis. Sebagai bunga yang sedang mekar atau yang mungkin telah mekar sekian lama, seringkali ia terlena dengan tawaran manis sang kumbang yang datang mempesonanya.  Sayang, kebanyakan kumbang-kumbang yang datang sekedar cuma ingin menggoda saja.  Malah ada pula  yang sekedar ingin menghisab madunya tanpa mau bertanggung jawab. Na’udzubillah ! Begitulah fakta masa kini. Realita fitnah syahwat yang terjadi dimana-mana hingga banyak wanita yang kehilangan kehormatannya. Karena itu setiap gadis muslimah hendaknya pandai-pandai menjaga diri dan selalu berhati-hati, jangan sampai tertipu. Lalu, apa yang sebaiknya dilakukan seorang gadis muslimah dalam penantian?

1. MEMPERBANYAK AMAL IBADAH

Seorang  muslimah dalam masa penantian hendaknya semakin mendekatkan diri pada Alloh.  Pendekatan diri pada Alloh  dengan memperbanyak amal ibadah, khususnya ibadah sunnah, karena ia bisa menjadi perisai diri dari segala godaan.

2. DO’A DAN TAWAKAL

Rezeki, maut, termasuk jodoh manusia sudah diatur oleh Alloh , Dia yang maha mengetahui  yang terbaik bagi hamba-Nya,  yang bisa kita lakukan adalah ikhtiat dan berdo’a, kemudian bertawakal  kepada-Nya. Hanya pada Alloh kita berserah diri dan mohon pertolongan. Berdo’alah agar segera dikaruniai jodoh yang sholih. yang baik agamanya, yang bisa membawa kebahagiaan bagi kita di dunia dan akhirat. Yakinlah! Alloh yang memberikan yang terbaik. Bukankah Dia yang mengikuti persangkaan hamba-Nya ? karena itu jangan  pernah berburuksangka  terhadap Alloh.

3.MEMPERSIAPKAN DIRI/ MEMBEKALI DIRI DENGAN ILMU

Bekali diri dengan ilmu, khususnya ilmu agama. terutama ilmu yang berhubungan dengan kerumahtanggaan. Lalu, bekali  diri dengan keterampilan berumah tangga.  Seorang suami tentu saja akan senang hati bila isterinya terampil dan cekatan. Terakhir, persiapkan diri menjadi isteri yang sholihah, menyejukkan mata , taat pada suami dan sebaik-baik perhiasan bagi suami. jangan lupa  untuk merawat diri agar selalu tampil cantik dan segar.  Tapi ingat, kecantikan bukan untuk diumbar sembarangan, persembahkan hanya untuk suami tercinta kelak.

KEPADA PARA IKHWAN……..KETAHUILAH!

Sesungguhnya telah banyak para akhwat yang siap menanti, menunggu pinanganmu. menunggu keberanianmu ….tunggu apalagi kalaupun engkau sudah siap menikah dan merindukan seorang isteri. Ayolah ! jangan ikhlaskan wanita-wanita muslimah sholihah  itu dinikahkan oleh seorang yang tidak baik agamanya. ingat! Alloh akan menolong  seorang pemuda yang berniat menikah untuk menyelamatkan agamanya. Karena itu, bersegeralah mencari pendamping yang bisa membantumu  bertaqwa pada Alloh.

...::: TIPS MENGATASI KEGUNDAHAN HATI :::...

Handsome Yusuf r.a cried, Allah is enough for me!
Every night brings a new day, Allah alleviates all pain
Everything has its end, Allah is enough for me!
Everything has its end, Allah is enough for me!

(Syair Nasheed “Allah is enough for me” by Zain Bhikha)
Hati adalah kekuatan inti manusia. Dia adalah sekerat daging yang mampu mengalahkan kekuatan jasad seperti yang dikatakan Rasulullah Saw : “Ingatlah bahwa dalam jasad ada sekerat daging, jika ia baik, maka baiklah jasad seluruhnya; jika ia rusak, maka rusaklah jasad seluruhnya. Ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati.” (HR. Imam Bukhari dan Muslim). Hadits ini menunjukkan betapa pentingnya posisi hati dalam tubuh manusia, tidak hanya sekedar daging tetapi juga penentu aqidah, penentu budi pekerti dan penentu keputusan terbesar seperti yang dijelaskan dalam sebuah hadits Arbain Nawawiyah bahwa Rasulullah Saw pernah bersabda “Mintalah fatwamu kepada hatimu sendiri. Kebaikan adalah apa-apa yang menentramkan jiwa dan hati, sedangkan dosa adalah apa-apa yang mengusik jiwa dan meragukan hati, meskipun orang-orang memberi fatwa yang membenarkanmu.” (H.R Imam Ahmad bin Hambal dan Imam Ad-Darani). Berdasarkan penjelasan hadits kedua diatas maka tak dapat dipungkiri lagi bahwa hati ibarat petunjuk kebaikan selama hati kita masih suci dan bersih dan juga bisa jadi sebagai petunjuk kejahatan ketika hati kita sudah ternoda dengan dosa dan maksiat. Sebab hati pun memiliki beberapa penggolongan yaitu hati yang bersih atau suci, hati yang sakit dan hati yang jahat dan hanya hati yang bersih yang mampu memberikan petunjuk yang benar. Secara sunnatullah sifat hati selalu berbolak-balik yang mana sesuai sifat dasar manusia yang sering khilaf. Akibatnya hati kadang-kadang menjadi tenang, nyaman, yakin, percaya akan Allah, dan stabil tapi kadang-kadang pula dia menjadi terbalik; menjadi liar, gelisah, gundah, resah, tidak nyaman dan tidak stabil. Inilah kombinasi hati manusia.
Kegundahan hati yang disebabkan oleh problematika hidup yang penuh dengan konflik, persoalan dan tantangan bisa menyebabkan hati kehilangan cahaya-Nya dan nurani kebaikan sehingga perlu segera ditemukan terapinya. Olehnya Allah yang Maha Ar-Rahman dan Ar-Rahim telah memberikan solusi-solusi kegundahan hati dengan obat mujarab yaitu Al-Quran Karim. Salah satu firman-Nya “Inilah adalah Al-Quran yang Kami turunkan kepadamu (Muhammad) agar engkau dapat mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada cahaya terang benderang dengan seizin Allah menuju jalan Allah yang Maha Perkasa dan Maha Terpuji.” (Q.S Ibrahim: 1). Banyak ayat-ayat Al-Quran yang dapat dijadikan terapi kegundahan hati, sebagai obat pelipur jiwa dan penenang kalbu, berikut beberapa petikannya :
KENAPA AKU DIUJI?
Surat Al-Ankabut: 2-3
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka akan dibiarkan (saja) hanya dengan mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?Dan sesungguhnya, Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia pasti mengetahui orang-orang yang dusta.”
KENAPA AKU TIDAK MENDAPATKAN APA YANG AKUIDAM-IDAMKAN?
Surah Al-Baqarah ayat 216
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”
KENAPA UJIAN SEBERAT INI?
Surah Al-Baqarah ayat 286
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.”
BAGAIMANA MENYIKAPI RASA FRUSTASI?
Surah Al-Imran ayat 139
“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.”
SUNGGUH, AKU TAK DAPAT BERTAHAN LAGI…!!!!!
Surah Yusuf ayat 87
“Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan orang-orang yang kafir.”
BAGAIMANA AKU HARUS MENGHADAPI PERSOALAN HIDUP ?
Surah Al-Imran ayat 200
“Wahai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu beruntung.”
APA SOLUSINYA?
Surah Al-Baqarah ayat 45-46
”Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Dan (shalat) itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyuk, (yaitu) mereka yang yakin, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.”
SIAPA YANG MENOLONG DAN MELINDUNGIKU?
Surah Ali Imran: 173
“Cukuplah Allah (menjadi penolong) bagi kami dan Dia sebaik-baik pelindung.”
KEPADA SIAPA AKU BERHARAP?
Surah At-Taubah ayat 129
“Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Ilah selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal, dan Dia adalah Tuhan yang memiliki ‘Arsy (singgasana) yang agung.”
APA BALASAN ATAU HIKMAH DARI SEMUA INI?
Surah At-Taubah ayat 111
“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu’min, baik diri maupun harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka.”

semua orang yang beriman berharap menjadi golongan orang-orang yang dicintai oleh Allah SWT. Dan Allah mengabarkan kepada hamba-Nya bahwa golongan yang mendapatkan kecintaan-Nya adalah orang-orang yang sabar terhadap ujian dan cobaan dari-Nya. Sebagaimana ditegaskan dalam firman-Nya


Referensi :
a. Al-Quranul Karim

Minggu, 16 Mei 2010

...::: INGIN CEPAT KAYA? BURUAN MENIKAH ! :::...

Penulis : Sultoni DT

Majelis Ta’aruf Klab Santri :Pernikahan itu pasti indah, nyaman, dan menyenangkan. Itu garansi dari Allah ‘Azza wa Jalla, sebagaimana tertuang dalam firman-Nya yang suci { “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”. (QS. Ar Ruum : 21) }.

Apabila ada ungkapan “pernikahan tidak selamanya indah”, pasti ada error yang dilakukan oleh para pelaku pernikahan. Entah itu berupa pelanggaran atas rambu-rambu yang telah ditetapkan dalam proses pencapaiannya. Ataupun sikap manusia yang makin tidak apresiatif terhadap kewajiban universal dari Pencipta alam semesta ini.

Islam memandang, pernikahan bukan saja sebagai satu-satunya institusi yang sah, tempat pelepasan hajat birahi manusia terhadap lawan jenisnya. Tapi yang tak kalah penting adalah, pernikahan sanggup memberikan jaminan proteksi pada sebuah masyarakat dari ancaman kehancuran moral dan sosial.
Itulah sebabnya, Islam selalu mendorong dan memberikan kemudahan-kemudahan bagi manusia untuk segera melaksanakan kewajiban suci itu. “Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu dan orang-orang yang layak menikah dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki serta hamba-hamba sahayamu yang wanita. Jika mereka miskin, Allah akan membuat mereka kaya dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha luas pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui.” (QS. An Nuur : 32).
Dalam haditsnya, Rasulullah SAW juga menekankan para pemuda untuk bersegera menikah. “Wahai generasi muda, barangsiapa di antara kalian telah mampu menikah, maka segeralah menikah. Karena sesungguhnya menikah itu lebih menjaga kemaluan dan memelihara pandangan mata. Barangsiapa yang belum mampu, maka hendaklah ia berpuasa, karena puasa menjadi benteng (dari gejolak birahi).” (HR. Bukhari).

Dari sini makin jelas, ke mana orientasi perintah menikah itu sesungguhnya. Tujuan pembentukan institusi-institusi pernikahan (keluarga) tak lain adalah, agar terpancang sendi-sendi masyarakat yang kokoh. Sebab keluarga merupakan elemen dasar penopang bangunan sebuah masyarakat. Dengan kata lain, masyarakat akan kuat dan kokoh apabila ditopang sendi-sendi yang juga kokoh. Dan kekokohan itu tidak mungkin tercapai kecuali lewat penumbuhan institusi-institusi keluarga yang bersih.

Pasal kewajiban menikah adalah merupakan sunnah Nabi SAW yang harus ditaati setiap Muslim, tidak akan kita bahas lebih jauh di sini. Begitu pun soal pernikahan merupakan aktualisasi keimanan atau aqidah seseorang terhadap Tuhannya, juga tidak akan kita perpanjang dalam tulisan ini. Sehingga dia menjadi alasan mendasar Islam, kenapa pernikahan hanya sah jika dilakukan oleh pasangan manusia yang memiliki aqidah, manhaj (konsep) hidup, serta tujuan hidup yang sama. Yakni mencari keridhaan Allah ‘Azza wa Jalla.

Ada sisi krusial lain dari pernikahan yang akan kita bahas lebih jauh. Yakni pernikahan dan kaitannya dengan peradaban manusia. Pasal ini yang mungkin jarang dicermati oleh kebanyakan masyarakat, termasuk masyarakat Islam.
Bahwa ada korelasi kuat antara keberadaan institusi pernikahan dengan potret masyarakat yang akan muncul (seperti telah disinggung sebelumnya), adalah tidak bisa kita pungkiri. Sebab indikasinya gampang sekali dilihat dan dirasakan. Masyarakat yang menghargai pernikahan, pasti mereka merupakan masyarakat yang beradab. Demikian sebaliknya.

Maka tatkala kita telusuri, apa penyebab masyarakat Barat menjadi masyarakat yang tumbuh liar tanpa nilai-nilai etika, moral, dan agama. Itu sangat mudah kita pahami. Lantaran mereka adalah masyarakat yang tidak memahami makna sakral pernikahan. Hasrat seksual menurut mereka, bisa mereka lampiaskan kepada siapa saja, di mana saja, dan kapan saja. Sehingga tak ada kaitan antara kehormatan dan kesucian seseorang dengan pernikahan.
Dari sinilah awal munculnya masyarakat Barat yang tidak beradab. Mereka menjadi masyarakat pemuja syahwat, menawarkan budaya buka-bukaan aurat alias telanjang, memamerkan secara vulgar budaya hidup seatap tanpa menikah antara laki-laki dan wanita. Maka kasus-kasus perceraian kian tidak terhitung jumlahnya. Ribuan anak-anak lahir tanpa jelas nasabnya (garis keturunannya). Setelah besar, generasi tanpa bapak itu pun membentuk komunitas anak-anak jalanan yang selalu menimbulkan problem bagi masyarakat mereka sendiri. Dari situlah siklus budaya nista bermula.

Ironisnya, dalam masyarakat Islam pun mulai muncul sikap yang kurang apresiatif terhadap perintah menikah. Jika tidak sampai dikatakan enggan menikah, setidaknya ada gejala masyarakat Islam mulai bersikap mengulur-ulur waktu pernikahan. Padahal ini sangat berbahaya. Boleh jadi gaya hidup hedonis Barat yang sangat intens disuguhkan lewat bacaan dan film-film, telah menyebabkan perubahan pola pemikiran masyarakat Islam. Khususnya dalam menyikapi perintah menikah.
Inilah barangkali yang menyebabkan pasangan muda-mudi dalam masyarakat kita, lebih senang berlama-lama pacaran ketimbang memikirkan untuk serius membangun rumah tangga. Kalau pun di sana-sini marak acara-acara pesta pernikahan, itu mungkin tak lebih hanya sebuah basa-basi kultural. Semuanya terlepas dari ikatan nilai-nilai religius yang sakral. Sehingga kita sering menyaksikan pesta-pesta pernikahan, tak lebih hanya sebagai ajang pamer kemewahan dan bahkan pamer kemaksiatan. Sebab boleh jadi, sebelum pesta itu berlangsung, mereka sudah menjalani praktek-praktek layaknya kehidupan suami-isteri. Astaghfirullah!

Kenapa Islam menggesa para pemuda untuk menikah, semakin jelas kita pahami. Bahwa di tengah maraknya budaya hedonisme yang menjangkiti dunia, sudah barang tentu institusi-institusi pernikahan kian dibutuhkan keberadaannya. Namun tentu saja bukan hanya memperbanyak lembaga-lembaga Rabbani itu saja yang kita perhatikan. Tapi yang lebih penting adalah, bagaimana rambu-rambu suci untuk mencapainya, bisa tetap kita jaga. Sehingga banyaknya lembaga-lembaga pernikahan berbanding lurus dengan tumbuh suburnya budaya kesadaran masyarakat untuk memelihara kesucian diri. Dari keluarga-keluarga yang bersih inilah, kelak akan lahir generasi yang kokoh.

Jika ini yang terjadi, dapat dipastikan janji Allah, bahwa masyarakat bisa makmur (kaya) dan kuat lewat jalur pernikahan, akan terbukti. Karena itu, makin tertutup alasan bagi para pemuda-pemudi untuk tidak segera menikah, jika mereka nyata-nyata telah sanggup melaksanakannya. Dengan kata lain, sikap menunda-nunda untuk segera menikah di kalangan muda-mudi, memang sangat aneh.
“Aku heran dengan orang yang tidak mau mencari kekayaan dengan cara menikah. Padahal Allah berfirman : Jika mereka miskin, maka Allah akan membuat mereka kaya dengan Keutamaan-Nya,” kata Umar bin Khattab RA.

Ayo, tunggu apa lagi? Jangan tunda-tunda pernikahan!

...::: TANYA JAWAB SEPUTAR WANITA DAN SALON KECANTIKAN :::...

Dr. Yusuf Al-Qardhawi
 
PERTANYAAN
 
Apakah boleh wanita Muslimat menghias (mempercantik) dirinya
di  tempat-tempat  tertentu,  misalnya  pada  saat ini, yang
dinamakan salon kecantikan, dengan alasan keadaan masa  kini
bagi wanita  sangat penting untuk tampil dengan perlengkapan
dan cara-cara berhias seperti itu yang bersifat modren?
 
Selain itu, bolehkah wanita memakai rambut palsu atau  tutup
kepala yang dibuat khusus untuk itu?
 
JAWAB
 
Agama  Islam  menentang kehidupan yang bersifat kesengsaraan
dan menyiksa diri, sebagaimana yang telah dipraktekkan  oleh
sebagian  dari pemeluk agama lain dan aliran tertentu. Agama
Islam pun menganjurkan bagi  ummatnya  untuk  selalu  tampak
indah   dengan   cara   sederhana   dan  layak,  yang  tidak
berlebih-lebihan. Bahkan Islam menganjurkan di  saat  hendak
mengerjakan  ibadat,  supaya  berhias diri disamping menjaga
kebersihan dan kesucian tempat maupun pakaian.
 
Allah swt. berfirman:
 
     "... pakailah pakaianmu yang indah pada setiap
     (memasuki) masjid ..." (Q.s.Al-A'raaf: 31)
 
Bila Islam sudah menetapkan hal-hal yang  indah,  baik  bagi
laki-laki  maupun  wanita, maka terhadap wanita, Islam lebih
memberi  perhatian  dan   kelonggaran,   karena   fitrahnya,
sebagaimana  dibolehkannya memakai kain sutera dan perhiasan
emas, dimana hal itu diharamkan bagi kaum laki-laki.
 
Adapun hal-hal  yang  dianggap  oleh  manusia  baik,  tetapi
membawa  kerusakan  dan  perubahan  pada tubuhnya, dari yang
telah diciptakan oleh Allah swt, dimana perubahan itu  tidak
layak  bagi  fitrah  manusia,  tentu  hal  itu pengaruh dari
perbuatan setan yang hendak memperdayakan. Oleh karena  itu,
perbuatan tersebut dilarang. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad
saw.:
 
     "Allah melaknati pembuatan tatto, yaitu menusukkan
     jarum ke kulit dengan warna yang berupa tulisan,
     gambar bunga, simbol-simbol dan sebagainya;
     mempertajam gigi, memendekkan atau menyambung
     rambut dengan rambut orang lain, (yang bersifat
     palsu, menipu dan sebagainya)." (Hadis shahih).
 
Sebagaimana riwayat Said bin Musayyab, salah seorang sahabat
Nabi  saw.  ketika Muawiyah berada di Madinah setelah beliau
berpidato,  tiba-tiba  mengeluarkan  segenggam  rambut   dan
mengatakan,  "Inilah  rambut  yang dinamakan Nabi saw. azzur
yang artinya  atwashilah  (penyambung),  yang  dipakai  oleh
wanita  untuk menyambung rambutnya, hal itulah yang dilarang
oleh Rasulullah saw. dan  tentu  hal  itu  adalah  perbuatan
orang-orang Yahudi. Bagaimana dengan Anda, wahai para ulama,
apakah kalian tidak melarang  hal  itu?  Padahal  aku  telah
mendengar   sabda  Nabi  saw.  yang  artinya,  'Sesungguhnya
terbinasanya orang-orang Israel itu  karena  para  wanitanya
memakai itu (rambut palsu) terus-menerus'." (H.r. Bukhari).
 
Nabi  saw.  menamakan  perbuatan  itu  sebagai  suatu bentuk
kepalsuan, supaya tampak hikmah sebab  dilarangnya  hal  itu
bagi kaum wanita, dan karena hal itu juga merupakan sebagian
dari tipu muslihat.
 
Bagi wanita yang menghias rambut atau lainnya di salon-salon
kecantikan,  sedang  yang  menanganinya (karyawannya) adalah
kaum laki-laki. Hal itu jelas  dilarang,  karena  bukan saja
bertemu  dengan laki-laki yang bukan muhrimnya, tetapi lebih
dari itu, sudah pasti itu haram, walaupun dilakukan di rumah
sendiri.
 
Bagi  wanita  Muslimat  yang tujuannya taat kepada agama dan
Tuhannya, sebaiknya berhias diri di rumahnya  sendiri  untuk
suaminya,  bukan  di  luar  rumah atau di tengah jalan untuk
orang lain. Yang  demikian  itu  adalah  tingkah  laku  kaum
Yahudi yang menginginkan cara-cara moderen dan sebagainya.
 
---------------------------------------------------
Fatawa Qardhawi: Permasalahan, Pemecahan dan Hikmah
Dr. Yusuf Al-Qardhawi
Cetakan Kedua, 1996
Penerbit Risalah Gusti
Jln. Ikan Mungging XIII/1
Telp./Fax. (031) 339440
Surabaya 60177

...::: TERORIS DALAM PANDANGAN ISLAM :::...

Penulis: Al Ustadz Abu Muhammad Dzulqarnain
Fatwa-Fatwa, 20 November 2006, 00:58:38

Fatwa Syeikh Zaid bin Muhammad bin Hady Al-Madkhaly

Dalam kitabnya yang berjudul Al-Irhab Wa Atsaruhu ‘Alal Afradi Wal Umam (Terorisme dan dampaknya terhadap individu dan umat), beliau menulis pembahasan yang sangat mengagumkan dalam menguraikan makna dan hukum terorisme. Berikut ini adalah perkataan beliau :

“Manusia dalam penggunaan kata Irhab berada pada dua kutub dan satu (yang lainnya-pen.) berada di pertengahan :

Kutub Pertama : Musuh-musuh Islam dan para Muqollid-nya (pengekornya) yang memperluas penggunaan kata irhab. Maka mulailah mereka mendengung-dengungkannya dengan berlebihan dan menggunakannya untuk setiap orang yang iltizam (berpegang teguh) pada agama Islam dari para ulama rabbany (pendidik), da’i-da’i yang memperbaiki (umat) yang beriman kepada Allah dan Hari Kemudian, yang mengajak kepada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran dan berlomba-lomba dalam kebaikan. Sebagaimana mereka juga menggunakannya untuk selain mereka (di atas) dari orang-orang yang menyatakan dirinya sebagai da’i-da’i Islam akan tetapi berjalan di atas jalan-jalan kebodohan dalam mengajak manusia untuk Iltizam dengan agama Islam dan hukum-hukum syari’atnya -menurut persangkaannya-. Penggunaan umum ini kepada mereka (ulama-ulama rabbany-pen.) dan mereka (da’i-da’i sesat-pen.) tentunya tidak ditetapkan (baca : tidak diterima) oleh syari’at dan akal sehat, bahkan tidak diragukan bahwa itu adalah bentuk irhab dari mereka dengan mengatasnamakan memerangi terorisme dan menghinakan pelakunya dengan maksud untuk menjelekkan nama Islam yang agung, merendahkan derajat pemeluknya dan meremukkan hak-hak mereka sehingga para musuh (Islam) dengan slogan-slogan yang penuh tipu daya tersebut mengantarkan mereka ke target menghalangi manusia untuk masuk Islam yang tidak ada kehidupan yang baik bagi manusia di seluruh alam ini kecuali di bawah naungannya. Karena Islam adalah agama yang benar, penutup, penghapus dan pengganti dari seluruh agama yang diturunkan dari langit. Allah tidak menerima suatu agamapun dari siapapun selainnya, tidak (pula diterima) dari orang Arab, ‘Ajam (selain Arab), tidak pula Yahudi, Nashara dan tidak pula dari pemeluk agama apapun selain agama Islam yang hanif ini, dengan dalil firman Allah Ta’ala :

إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلاَمُ ( آل عمران : 19 )

“Sesungguhnya agama (yang diridhoi) di sisi Allah hanyalah Islam”. (QS. Ali ‘Imran : 19).

Dan firman-Nya subhanahu :

وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلاَمِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ ( آل عمران : 85 )

“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi”. (QS. Ali ‘Imran : 85).

Dan sabda Nabi Shollallahu ‘alaihi wa sallam :

وَالَّذِيْ نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لاَ يَسْمَعُ بِيْ أَحَدٌ مِنْ هَذِهِ الْأُمَّةِ يَهُوْدِيٌّ وَلاَ نَصْرَانِيٌّ ثُمَّ يَمُوْتُ وَلَمْ يُؤْمِنُ بِالَّذِيْ أُرْسِلْتُ بِهِ إِلاَّ كَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ

“Demi Yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidak ada seorangpun dari ummat (manusia) ini yang mendengar tentang saya (diutus), baik Yahudi maupun Nashara kemudian dia mati dan tidak beriman dengan apa yang aku diutus dengannya, kecuali dia pasti menjadi penduduk Neraka”. (HSR. Muslim no.153).

Dan sabdanya :

وَالَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ لَوْ كَانَ مُوْسَى حَيًّا مَا وَسِعَهُ إِلاَّ أَنْ يَتَّبِعَنِيْ

“Demi Yang jiwaku berada di tangan-Nya seandainya (Nabi) Musa hidup, niscaya tidak ada keluasan (pilihan-ed.) baginya kecuali harus mengikutiku”. (HR. Ahmad : 3/387).

Kemudian beliau berkata : “Kutub kedua : Mereka yang ekstrim dalam menafikan (baca : meniadakan) segala bentuk irhab dan para pelakunya dengan penafian secara umum dimana mereka menganggap bahwa kalimat irhab itu hanyalah tenunan (baca : rekayasa) orang-orang Yahudi dan Nashara dan para muqollid-nya dari orang-orang sekuler dan para pengekor syahwat menurut batas ungkapan mereka.

Orang-orang yang ekstrim di dalam penafian Al-Irhab ini, mereka adalah yang tertimpa oleh musibah At-Tanzhimat (aturan-aturan) rahasia dan kelompok-kelompok Hizbiyah untuk menentang segenap pemerintah di seluruh alam Islami, sesudah mereka menganggap bahwa mereka (para pemerintah di bangsa Islam-pen.) adalah orang-orang yang sudah kafir atau fasiq lagi berbuat zhalim, karena mereka berhukum dengan selain dari apa yang diturunkan oleh Allah. Kemudian mereka bergerak dengan strategi (rencana-rencana) untuk menggulingkan pemerintah dengan menggunakan berbagai cara yang ngawur (Jawa-pen.) seperti Al-Ightiyal (pembunuhan secara rahasia) terhadap para pemerintah (penguasa) dan pejabat-pejabat pemerintahannya, peledakan di tempat-tempat umum maupun khusus sebagai bentuk penyembuhan (luka hati), balas dendam dan makar hizbiyah menurut sangkaan mereka. Dan aksi-aksi ini menyebabkan tersebarnya ketidakstabilan di dalam masyarakat, terjadinya goncangan keamanan disebabkan apa yang mereka susupkan ke tengah masyarakat dari bentuk irhab secara nyata maupun pemikiran, dan terjadilah kegoncangan pada zaman ini yang diketahui oleh kawan maupun lawan disebabkan karena kelakuan-kelakuan yang kosong dari Al-Bashirah (ilmu dan amal yang benar) dan (kosong dari) sandaran terhadap manhaj dakwah kepada Allah di atas petunjuk Nabi yang mulia.

Kemudian beliau berkata : “Dan pendapat yang pertengahan yang nampak dari nash-nash syari’at dan kaidah-kaidah ahli fiqih dari para ulama salaf yang dengan jujur mencari petunjuk dari Allah, sehingga ditunjuki oleh Allah jalan yang lurus dan mendapatkan anugerah ilmu yang bermanfaat yang membuahkan amalan sholeh di setiap zaman dan tempat dan setiap waktu dan keadaan. (Pendapat itu) adalah irhab dengan dua bentuknya (yaitu irhab nyata dan pemikiran-pen.) adalah perkara yang terjadi dan nyata dan tidak ada yang mengingkarinya kecuali orang-orang yang memiliki penyesatan dan penipuan terhadap manusia untuk menutupi tanzhimat (aturan-aturan) jama’ah dan kelompok-kelompok hizbiyyah mereka. Dan (irhab) ada dua jenis :

(Pertama) Jenis yang disyari’atkan. Disyari’atkan menurut nash Al-Kitab dan As-Sunnah yaitu irhab terhadap orang-orang kafir dan orang-orang munafiqin. Adapun orang-orang kafir dengan mempersiapkan kekuatan perang untuk meng-irhab mereka dengan senjata dan meng-irhab mereka dengan ancaman yang keras sebagaimana dalam nash-nash Al-Kitab dan Sunnah. (Allah) Ta’ala berfirman :

وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ وَمِنْ رِبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُونَ بِهِ عَدُوَّ اللَّهِ وَعَدُوَّكُمْ وَءَاخَرِينَ مِنْ دُونِهِمْ لاَ تَعْلَمُونَهُمُ اللَّهُ يَعْلَمُهُمْ ... الآية.

“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kalian sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kalian meng-irhab musuh Allah dan musuh kalian dan orang-orang selain mereka yang kalian tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya”. (QS.Al-Anfal : 60).

Dan persiapan tersebut berasal dari negara-negara Islam yang Allah telah memuliakannya dengan diberikannya seorang wali (pemimpin) yang berhukum dengan Al-Kitab dan As-Sunnah dan telah mengangkat bendera jihad dengan seluruh makna yang terkandung dalam kalimat jihad itu ketika telah terpenuhi syarat-syaratnya dan hilang penghalang-penghalangnya. Bukan dengan cara yang ngawur yang akan menghancurkan dan tidak membangun, merusak dan tidak memperbaiki.

Adapun orang-orang munafiq, maka irhab terhadap mereka adalah dengan hujjah dan dalil sehingga tercabut hati-hati mereka hingga tenggorokan mereka, karena mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh (yang sebenarnya), maka waspadalah terhadap mereka; semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran)?

Dan demikian pula yang datang dari As-Sunnah yang suci tentang cara irhab orang-orang muslim, mu’min dan muhsin kepada orang-orang kafir, munafiq dan orang-orang yang sewenang-wenang (yaitu) dengan pedang, tombak, hujjah dan dalil. Dan sungguh nampak hal tersebut dalam medan peperangan yang penuh keberanian ketika bertemu di dalam medan tersebut dua pasukan ; tentara iman dan tentara besarnya orang kafir dan orang-orang yang melampaui batas sebagaimana dikenal dalam siroh (sejarah hidup) Nabi Shollallahu ‘alaihi wa sallam dan Khulafaur Rasyidin Al-Fatihin (pembuka wilayah-wilayah Islam) dan siapa yang berjalan di atas jalannya mereka dari kalangan orang-orang yang beriman lagi berjihad dan mereka tidak mengadakan perubahan-perubahan/penggantian. Maka ini adalah perkara yang sangat jelas dimana dia tidak memerlukan banyak dalil dan penjelasan.

(Kedua) Dan jenis yang tidak diperbolehkan sama sekali, yaitu yang telah dijelaskan sebelumnya secara terperinci disertai dengan contoh dan bentuk-bentuknya yang beragam di dalam berbagai persoalan. Dan jenis inilah yang berhak untuk dinamakan dengan nama irhab (teroris-pent.) karena di dalamnya ada pemberian/penyebab timbulnya rasa takut dan menakut-nakuti baik secara langsung maupun secara ma’nawi”.

FATWA PARA ULAMA BESAR MENYIKAPI TERORISME

Melihat berbagai peristiwa teror yang terjadi di berbagai negara, apalagi hal tersebut dituduhkan identik dengan syari’at yang mulia nan suci, melihat banyaknya kebingungan di kalangan kaum muslimin akibat syubhat (kerancuan) dan racun yang disusupkan oleh musuh-musuh Islam tentang terorisme dan melihat salah “terjemah” terhadap kalimat terorisme dan salah menempatkannya. Maka kami mengangkat fatwa-fatwa para ulama besar yang merupakan lentera di tengah gulita dan kelompok yang terus-menerus menampakkan kebenaran di setiap zaman sebagaimana dalam hadits yang mutawatir, Rasulullah shollallahu 'alaihi wa alihi wa sallam bersabda :

لاَ تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِيْ ظَاهِرِيْنَ عَلَى الْحَقِّ لاَ يَضُرُّهُمْ مَنْ خَذَلَهُمْ حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللهِ وَهُمْ كَذَلِكَ

“Terus menerus ada sekelompok dari umatku yang mereka tetap nampak di atas kebenaran, tidak membahayakan mereka orang yang mencerca mereka sampai datang ketentuan Allah (hari kiamat) dan mereka dalam keadaan seperti itu”.

Tulisan ini juga sebagai penjelasan hakikat syari’at Islam yang mulia dan agung.

Dan tulisan ini juga sebagai bantahan terhadap orang-orang yang penuh dengan nista pemikiran sesat dan bergelimang dengan lumpur penyimpangan yang menodai nama Islam dengan ulah terorismenya.

Dan sebagai bantahan terhadap orang-orang jahil dan bodoh yang menampilkan dirinya sebagai ahli fatwa yang berani mengucapkan statement yang mengidentikkan Islam dengan terorisme.

Dan yang lebih aneh lagi ucapan kotor ini keluar dari orang yang mengaku dirinya Ahlus Sunnah. Simak kalimatnya yang menyanjung pelaku peledakan gedung WTC dan Pentagon pada tanggal 11 September 2001 : “Serangan berani penuh kepahlawanan dari para pemuda yang kecewa dengan kecongkakan Amerika Serikat” dan simak ucapannya yang lain “Kalau ditanya kepada kami :Bagaimana serangan terhadap Amerika itu, maka kami mengatakan bahwa cara itu tidak benar menurut pandangan syari’at. Kemungkinan besar memang Usamah berada di belakang penyerangan terhadap WTC dan Pentagon. Walaupun cara bunuh diri itu salah, bagi kami sasarannya benar. Kami memberi “applaus” kepada sasaran seperti itu”.

Kami angkat tulisan ini dengan harapan mengembalikan kaum muslimin kepada agama yang lurus dan mengangkat derajat mereka di dunia dan di akhirat. Amin.

Pembagian Orang Kafir dalam Islam

Orang kafir dalam syari’at Islam ada empat macam :

Pertama : Kafir Dzimmy, yaitu orang kafir yang membayar jizyah (upeti) yang dipungut tiap tahun sebagai imbalan bolehnya mereka tinggal di negeri kaum muslimin. Kafir seperti ini tidak boleh dibunuh selama ia masih menaati peraturan-peraturan yang dikenakan kepada mereka.

Banyak dalil yang menunjukkan hal tersebut diantaranya firman Allah Al-‘Aziz Al-Hakim :

قَاتِلُوا الَّذِينَ لاَ يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلاَ بِالْيَوْمِ الْآخِرِ وَلاَ يُحَرِّمُونَ مَا حَرَّمَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَلاَ يَدِينُونَ دِينَ الْحَقِّ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ حَتَّى يُعْطُوا الْجِزْيَةَ عَنْ يَدٍ وَهُمْ صَاغِرُونَ

“Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al-Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan shogirun (hina, rendah, patuh)”. (QS. At-Taubah : 29).

Dan dalam hadits Buraidah riwayat Muslim Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa alihi wa salllam bersabda :

كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَمَّرَ أَمِيْرًا عَلَى جَيْشٍ أَوْ سَرِيَّةٍ أَوْصَاهُ فِيْ خَاصَّتِهِ بِتَقْوَى اللهِ وَمَنْ مَعَهُ مِنْ الْمُسْلِمِيْنَ خَيْرًا ثُمَّ قَالَ أُغْزُوْا بِاسْمِ اللهِ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ قَاتِلُوْا مَنْ كَفَرَ بِاللهِ أُغْزُوْا وَلاَ تَغُلُّوْا وَلاَ تَغْدِرُوْا وَلاَ تُمَثِّلُوْا وَلاَ تَقْتُلُوْا وَلِيْدًا وَإِذَا لَقِيْتَ عَدُوَّكَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ فَادْعُهُمْ إِلَى ثَلاَثِ خِصَالٍ فَأَيَّتُهُنَّ مَا أَجَابُوْكَ فَاقْبَلْ مِنْهُمْ وَكُفَّ عَنْهُمْ ثُمَّ ادْعُهُمْ إِلَى الْإِسْلاَمِ فَإِنْ أَجَابُوْكَ فَاقْبَلْ مِنْهُمْ وَكُفَّ عَنْهُمْ فَإِنْ هُمْ أَبَوْا فَسَلْهُمُ الْجِزْيَةَ فَإِنْ هُمْ أَجَابُوْكَ فَاقْبَلْ مِنْهُمْ وَكُفَّ عَنْهُمْ فَإِنْ هُمْ أَبَوْا فَاسْتَعِنْ بِاللهِ وَقَاتِلْهُمْ

“Adalah Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa alihi wa salllam apabila beliau mengangkat amir/pimpinan pasukan beliau memberikan wasiat khusus untuknya supaya bertakwa kepada Allah dan (wasiat pada) orang-orang yang bersamanya dengan kebaikan. Kemudian beliau berkata : “Berperanglah kalian di jalan Allah dengan nama Allah, bunuhlah siapa yang kafir kepada Allah, berperanglah kalian dan jangan mencuri harta rampasan perang dan janganlah mengkhianati janji dan janganlah melakukan tamtsil (mencincang atau merusak mayat) dan janganlah membunuh anak kecil dan apabila engkau berjumpa dengan musuhmu dari kaum musyrikin dakwailah mereka kepada tiga perkara, apa saja yang mereka jawab dari tiga perkara itu maka terimalah dari mereka dan tahanlah (tangan) terhadap mereka ; serulah mereka kepada Islam apabila mereka menerima maka terimalah dari mereka dan tahanlah (tangan) terhadap mereka, apabila mereka menolak maka mintalah jizyah (upeti) dari mereka dan apabila mereka memberi maka terimalah dari mereka dan tahanlah (tangan) terhadap mereka, apabila mereka menolak maka mintalah pertolongan kepada Allah kemudian perangi mereka”.

Dan dalam hadits Al-Mughiroh bin Syu’bah riwayat Bukhary beliau berkata :

أَمَرَنَا رَسُوْلُ رَبِّنَا صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ أَنْ نُقَاتِلَكُمْ حَتَّى تَعْبُدُوْا اللهَ وَحْدَهُ أَوْ تُؤَدُّوْا الْجِزْيَةَ

“Kami diperintah oleh Rasul Rabb kami shollallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam untuk memerangi kalian sampai kalian menyembah Allah satu-satunya atau kalian membayar Jizyah”.

Kedua : Kafir Mu’ahad, yaitu orang-orang kafir yang telah terjadi kesepakatan antara mereka dan kaum muslimin untuk tidak berperang dalam kurun waktu yang telah disepakati. Dan kafir seperti ini juga tidak boleh dibunuh sepanjang mereka menjalankan kesepakatan yang telah dibuat.

Allah Jalla Dzikruhu berfirman :

فَمَا اسْتَقَامُوا لَكُمْ فَاسْتَقِيمُوا لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَّقِينَ

“Maka selama mereka berlaku istiqomah terhadap kalian, hendaklah kalian berlaku istiqomah (pula) terhadap mereka. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa”. (QS. At-Taubah : 7).

Dan Allah berfirman :

إِلاَّ الَّذِينَ عَاهَدْتُمْ مِنَ الْمُشْرِكِينَ ثُمَّ لَمْ يَنْقُصُوكُمْ شَيْئًا وَلَمْ يُظَاهِرُوا عَلَيْكُمْ أَحَدًا فَأَتِمُّوا إِلَيْهِمْ عَهْدَهُمْ إِلَى مُدَّتِهِمْ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَّقِينَ

“Kecuali orang-orang musyrikin yang kalian telah mengadakan perjanjian (dengan mereka) dan mereka tidak mengurangi dari kalian sesuatu pun (dari isi perjanjian) dan tidak (pula) mereka membantu seseorang yang memusuhi kalian, maka terhadap mereka itu penuhilah janjinya sampai batas waktunya. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa”. (QS. At-Taubah : 4).

dan Allah Jallat ‘Azhomatuhu menegaskan dalam firman-Nya :

وَإِنْ نَكَثُوا أَيْمَانَهُمْ مِنْ بَعْدِ عَهْدِهِمْ وَطَعَنُوا فِيْ دِينِكُمْ فَقَاتِلُوا أَئِمَّةَ الْكُفْرِ إِنَّهُمْ لاَ أَيْمَانَ لَهُمْ لَعَلَّهُمْ يَنْتَهُونَ

“Jika mereka merusak sumpah (janji) nya sesudah mereka berjanji, dan mereka mencerca agama kalian, maka perangilah pemimpin-pemimpin kekafiran itu, karena sesungguhnya mereka itu adalah orang-orang yang tidak dapat dipegang janjinya, agar supaya mereka berhenti”. (QS. At-Taubah : 12).

Dan Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam bersabda dalam hadits ‘Abdullah bin ‘Amr riwayat Bukhary :

مَنْ قَتَلَ مُعَاهَدًا لَمْ يَرِحْ رَائِحَةَ الْجَنَّةِ وَإِنَّ رِيْحَهَا تُوْجَدُ مِنْ مَسِيْرَةِ أَرْبَعِيْنَ عَامًا

“Siapa yang membunuh kafir Mu’ahad ia tidak akan mencium bau surga dan sesungguhnya bau surga itu tercium dari perjalanan empat puluh tahun”.

Ketiga : Kafir Musta’man, yaitu orang kafir yang mendapat jaminan keamanan dari kaum muslimin atau sebagian kaum muslimin. Kafir jenis ini juga tidak boleh dibunuh sepanjang masih berada dalam jaminan keamanan.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman :

وَإِنْ أَحَدٌ مِنَ الْمُشْرِكِينَ اسْتَجَارَكَ فَأَجِرْهُ حَتَّى يَسْمَعَ كَلاَمَ اللَّهِ ثُمَّ أَبْلِغْهُ مَأْمَنَهُ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لاَ يَعْلَمُونَ

“Dan jika seorang di antara kaum musyrikin meminta perlindungan kepadamu, maka lindungilah ia agar ia sempat mendengar firman Allah, kemudian antarkanlah ia ke tempat yang aman baginya. Demikian itu disebabkan mereka kaum yang tidak mengetahui”. (QS. At-Taubah : 6).

Dan dalam hadits ‘Ali bin Abi Tholib radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam menegaskan :

ذِمَّةُ الْمُسْلِمِيْنَ وَاحِدَةٌ يَسْعَى بِهَا أَدْنَاهُمْ

“Dzimmah (janji, jaminan keamanan dan tanggung jawab) kaum muslimin itu satu, diusahakan oleh orang yang paling bawah (sekalipun)”. (HSR. Bukhary-Muslim).

Berkata Imam An-Nawawy rahimahullah : “Yang diinginkan dengan Dzimmah di sini adalah Aman (jaminam keamanan). Maknanya bahwa Aman kaum muslimin kepada orang kafir itu adalah sah (diakui), maka siapa yang diberikan kepadanya Aman dari seorang muslim maka haram atas (muslim) yang lainnya mengganggunya sepanjang ia masih berada dalam Amannya".

Dan dalam hadits Ummu Hani` riwayat Bukhary beliau berkata :

يَا رَسُوْلَ اللهِ زَعَمَ ابْنُ أُمِّيْ أَنَّهُ قَاتِلٌ رَجُلاً قَدْ أَجَرْتُهُ فَلاَنَ بْنَ هُبَيْرَةَ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ قَدْ أَجَرْنَا مَنْ أَجَرْتِ يَا أُمَّ هَانِئٍ

“Wahai Rasulullah anak ibuku (yaitu ‘Ali bin Abi Tholib-pen.) menyangka bahwa ia boleh membunuh orang yang telah saya lindungi (yaitu) si Fulan bin Hubairah. Maka Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa alihi wa salllam bersabda : “Kami telah lindungi orang yang engkau lindungi wahai Ummu Hani`”.

Keempat : Kafir Harby, yaitu kafir selain tiga di atas. Kafir jenis inilah yang disyari’atkan untuk diperangi dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam syari’at Islam.

Demikianlah pembagian orang kafir oleh para ulama seperti syeikh Muqbil bin Hadi Al-Wadi’iy, syeikh Ibnu ‘Utsaimin, ‘Abdullah Al-Bassam dan lain-lainnya. Dan bagi yang menelaah buku-buku fiqih dari berbagai madzhab akan menemukan benarnya pembagian ini. Wallahul Musta’an.

(Dikutip dari tulisan al Ustadz Abu Muhammad Dzulqarnain, judul asli Makna Terorisme Dalam Syari’at Islam dan Fatwa Para Ulama Besar Menyikapi Terorisme, URL Sumber http://www.an-nashihah.com/isi_berita.php?id=48 dan http://www.an-nashihah.com/isi_berita.php?id=44)

Jumat, 14 Mei 2010

:::... Hikmah Kematian ...:::




Kehidupan berlangsung tanpa disadari dari detik ke detik. Apakah anda
tidak menyadari bahwa hari-hari yang anda lewati justru semakin
mendekatkan anda kepada kematian sebagaimana juga yang berlaku bagi
orang lain?

Seperti yang tercantum dalam ayat "Tiap-tiap yang berjiwa akan
merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan. "
(QS. 29:57) tiap orang yang pernah hidup di muka bumi ini ditakdirkan
untuk mati. Tanpa kecuali, mereka semua akan mati, tiap orang. Saat
ini, kita tidak pernah menemukan jejak orang-orang yang telah
meninggal dunia. Mereka yang saat ini masih hidup dan mereka yang
akan hidup juga akan menghadapi kematian pada hari yang telah
ditentukan. Walaupun demikian, masyarakat pada umumnya cenderung
melihat kematian sebagai suatu peristiwa yang terjadi secara
kebetulan saja.

Coba renungkan seorang bayi yang baru saja membuka matanya di dunia
ini dengan seseorang yang sedang mengalami sakaratul maut. Keduanya
sama sekali tidak berkuasa terhadap kelahiran dan kematian mereka.
Hanya Allah yang memiliki kuasa untuk memberikan nafas bagi kehidupan
atau untuk mengambilnya.

Semua makhluk hidup akan hidup sampai suatu hari yang telah
ditentukan dan kemudian mati; Allah menjelaskan dalam Quran tentang
prilaku manusia pada umumnya terhadap kematian dalam ayat berikut ini:

Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka
sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan
dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang
nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan."
(QS. 62:8)

Kebanyakan orang menghindari untuk berpikir tentang kematian. Dalam
kehidupan modern ini, seseorang biasanya menyibukkan dirinya dengan
hal-hal yang sangat bertolak belakang [dengan kematian]; mereka
berpikir tentang: di mana mereka akan kuliah, di perusahaan mana
mereka akan bekerja, baju apa yang akan mereka gunakan besok pagi,
apa yang akan dimasak untuk makan malam nanti, hal-hal ini merupakan
persoalan-persoalan penting yang sering kita pikirkan. Kehidupan
diartikan sebagai sebuah proses kebiasaan yang dilakukan sehari-hari.
Pembicaraan tentang kematian sering dicela oleh mereka yang merasa
tidak nyaman mendengarnya. Mereka menganggap bahwa kematian hanya
akan terjadi ketika seseorang telah lanjut usia, seseorang tidak
ingin memikirkan tentang kematian dirinya yang tidak menyenangkannya
ini. Sekalipun begitu ingatlah selalu, tidak ada yang menjamin bahwa
seseorang akan hidup dalam satu jam berikutnya. Tiap hari, orang-
orang menyaksikan kematian orang lain di sekitarnya tetapi tidak
memikirkan tentang hari ketika orang lain menyaksikan kematian
dirinya. Ia tidak mengira bahwa kematian itu sedang menunggunya!



Ketika kematian dialami oleh seorang manusia, semua "kenyataan" dalam
hidup tiba-tiba lenyap. Tidak ada lagi kenangan akan "hari-hari
indah" di dunia ini. Renungkanlah segala sesuatu yang anda dapat
lakukan saat ini: anda dapat mengedipkan mata anda, menggerakkan
badan anda, berbicara, tertawa; semua ini merupakan fungsi tubuh
anda. Sekarang renungkan bagaimana keadaan dan bentuk tubuh anda
setelah anda mati nanti.

Dimulai saat anda menghembuskan napas untuk yang terakhir kalinya,
anda tidak ada apa-apanya lagi selain "seonggok daging". Tubuh anda
yang diam dan terbujur kaku, akan dibawa ke kamar mayat. Di sana, ia
akan dimandikan untuk yang terakhir kalinya. Dengan dibungkus kain
kafan, jenazah anda akan di bawa ke kuburan dalam sebuah peti mati.
Sesudah jenazah anda dimasukkan ke dalam liang lahat, maka tanah akan
menutupi anda. Ini adalah kesudahan cerita anda. Mulai saat ini, anda
hanyalah seseorang yang namanya terukir pada batu nisan di kuburan.

Selama bulan-bulan atau tahun-tahun pertama, kuburan anda sering
dikunjungi. Seiring dengan berlalunya waktu, hanya sedikit orang yang
datang. Beberapa tahun kemudian, tidak seorang pun yang datang
mengunjungi.

Sementara itu, keluarga dekat anda akan mengalami kehidupan yang
berbeda yang disebabkan oleh kematian anda. Di rumah, ruang dan
tempat tidur anda akan kosong. Setelah pemakaman, sebagian barang-
barang milik anda akan disimpan di rumah: baju, sepatu, dan lain-lain
yang dulu menjadi milik anda akan diberikan kepada mereka yang
memerlukannya. Berkas-berkas anda di kantor akan dibuang atau
diarsipkan. Selama tahun-tahun pertama, beberapa orang masih
berkabung akan kepergian anda. Namun, waktu akan mempengaruhi ingatan-
ingatan mereka terhadap masa lalu. Empat atau lima dasawarsa
kemudian, hanya sedikit orang saja yang masih mengenang anda. Tak
lama lagi, generasi baru muncul dan tidak seorang pun dari generasi
anda yang masih hidup di muka bumi ini. Apakah anda diingat orang
atau tidak, hal tersebut tidak ada gunanya bagi anda.

Sementara semua hal ini terjadi di dunia, jenazah yang ditimbun tanah
akan mengalami proses pembusukan yang cepat. Segera setelah anda
dimakamkan, maka bakteri-bakteri dan serangga-serangga berkembang
biak pada mayat tersebut; hal tersebut terjadi dikarenakan ketiadaan
oksigen. Gas yang dilepaskan oleh jasad renik ini mengakibatkan tubuh
jenazah menggembung, mulai dari daerah perut, yang mengubah bentuk
dan rupanya. Buih-buih darah akan meletup dari mulut dan hidung
dikarenakan tekanan gas yang terjadi di sekitar diafragma. Selagi
proses ini berlangsung, rambut, kuku, tapak kaki, dan tangan akan
terlepas. Seiring dengan terjadinya perubahan di luar tubuh, organ
tubuh bagian dalam seperti paru-paru, jantung dan hati juga membusuk.
Sementara itu, pemandangan yang paling mengerikan terjadi di sekitar
perut, ketika kulit tidak dapat lagi menahan tekanan gas dan tiba-
tiba pecah, menyebarkan bau menjijikkan yang tak tertahankan. Mulai
dari tengkorak, otot-otot akan terlepas dari tempatnya. Kulit dan
jaringan lembut lainnya akan tercerai berai. Otak juga akan membusuk
dan tampak seperti tanah liat. Semua proses ini berlangsung sehingga
seluruh tubuh menjadi kerangka.

Tidak ada kesempatan untuk kembali kepada kehidupan yang sebelumnya.
Berkumpul bersama keluarga di meja makan, bersosialisasi atau
memiliki pekerjaan yang terhormat; semuanya tidak akan mungkin
terjadi.

Singkatnya, "onggokkan daging dan tulang" yang tadinya dapat
dikenali; mengalami akhir yang menjijikkan. Di lain pihak, anda –
atau lebih tepatnya, jiwa anda – akan meninggalkan tubuh ini segera
setelah nafas anda berakhir. Sedangkan sisa dari anda – tubuh anda –
akan menjadi bagian dari tanah.

Ya, tetapi apa alasan semua hal ini terjadi?

Seandainya Allah ingin, tubuh ini dapat saja tidak membusuk seperti
kejadian di atas. Tetapi hal ini justru menyimpan suatu pesan
tersembunyi yang sangat penting

Akhir kehidupan yang sangat dahsyat yang menunggu manusia; seharusnya
menyadarkan dirinya bahwa ia bukanlah hanya tubuh semata, melainkan
jiwa yang "dibungkus" dalam tubuh. Dengan lain perkataan, manusia
harus menyadari bahwa ia memiliki suatu eksistensi di luar tubuhnya.
Selain itu, manusia harus paham akan kematian tubuhnya - yang ia coba
untuk miliki seakan-akan ia akan hidup selamanya di dunia yang
sementara ini -. Tubuh yang dianggapnya sangat penting ini, akan
membusuk serta menjadi makanan cacing suatu hari nanti dan berakhir
menjadi kerangka. Mungkin saja hal tersebut segera terjadi.

Walaupun setelah melihat kenyataan-kenyataan ini, ternyata mental
manusia cenderung untuk tidak peduli terhadap hal-hal yang tidak
disukai atau diingininya. Bahkan ia cenderung untuk menafikan
eksistensi sesuatu yang ia hindari pertemuannya. Kecenderungan
seperti ini tampak terlihat jelas sekali ketika membicarakan
kematian. Hanya pemakaman atau kematian tiba-tiba keluarga dekat
sajalah yang dapat mengingatkannya [akan kematian]. Kebanyakan orang
melihat kematian itu jauh dari diri mereka. Asumsi yang menyatakan
bahwa mereka yang mati pada saat sedang tidur atau karena kecelakaan
merupakan orang lain; dan apa yang mereka [yang mati] alami tidak
akan menimpa diri mereka! Semua orang berpikiran, belum saatnya mati
dan mereka selalu berpikir selalu masih ada hari esok untuk hidup.

Bahkan mungkin saja, orang yang meninggal dalam perjalanannya ke
sekolah atau terburu-buru untuk menghadiri rapat di kantornya juga
berpikiran serupa. Tidak pernah terpikirkan oleh mereka bahwa koran
esok hari akan memberitakan kematian mereka. Sangat mungkin, selagi
anda membaca artikel ini, anda berharap untuk tidak meninggal setelah
anda menyelesaikan membacanya atau bahkan menghibur kemungkinan
tersebut terjadi. Mungkin anda merasa bahwa saat ini belum waktunya
mati karena masih banyak hal-hal yang harus diselesaikan. Namun
demikian, hal ini hanyalah alasan untuk menghindari kematian dan
usaha-usaha seperti ini hanyalah hal yang sia-sia untuk
menghindarinya:

Katakanlah: "Lari itu sekali-kali tidaklah berguna bagimu, jika kamu
melarikan diri dari kematian atau pembunuhan, dan jika (kamu
terhindar dari kematian) kamu tidak juga akan mengecap kesenangan
kecuali sebentar saja." (QS. 33:16)

Manusia yang diciptakan seorang diri haruslah waspada bahwa ia juga
akan mati seorang diri. Namun selama hidupnya, ia hampir selalu hidup
untuk memenuhi segala keinginannya. Tujuan utamanya dalam hidup
adalah untuk memenuhi hawa nafsunya. Namun, tidak seorang pun dapat
membawa harta bendanya ke dalam kuburan. Jenazah dikuburkan hanya
dengan dibungkus kain kafan yang dibuat dari bahan yang murah. Tubuh
datang ke dunia ini seorang diri dan pergi darinya pun dengan cara
yang sama. Modal yang dapat di bawa seseorang ketika mati hanyalah
amal-amalnya saja.