BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Kamis, 29 Juli 2010

. FENOMENA SMSAN AKHWAT - IKHWAN .


:: asslm.. ukhty.. kaifa haluk?? udah makan belum.. lagi ngapain?? [ sender : ikhwan a] ::
Wa’alaikum.. alhamdulillah khair.. lagi dikantor, masih ngetik kerjaan.. akhy lg apa? dah makan blm? [akwat a]
:: an lagi istirahat.. tadi abis syura ldk dikampus.. blm neh.. an blm makan.. an cuma makan 2x sehari.. btw, gimana kabarmu hari ini ukh? akhy kangen deh.. an telpon yach? udah lama an g dengar suara ukhty.. kangen akhy rasanya hhee.. ^^
:: :: :: sssssssssttttttttt………….. gubrakkzz :: ::
 itu sedikit contoh tentang fenomena pergaulan ikhwan – akhwat yang sangat .. sangat apa y?? menggelikan sekali..
Fenomena sms-an dikalangan ikhwan-akhwat..
Sms.. sms.. sms.. satu fasilitas yang udah nggak asing kita menggunakannya.. fasilitas yang acapkali kita gunakan untuk komunikasi itu ternyata bukan hanya berdampak positif tapi juga berdampak negatif dan tanpa disadari seringkali kita terjebak disitu!! (Hutan kali, terjebak).. gimana g terjebak, orang smsannya tiap hari, tiap detik.. sampe abis deh bonus sms 200 sms seharian hhee.. Disini saya menyoroti fenomena sms ikhwan – akhwat.. yang katanya aktifis dakwah itu.. yang katanya tertarbiyah.. yang katanya aktif organisasi. . jujur, sedikit miris hati saya ketika saya melihat n merasakan seorang ikhwah yang tadinya sangat terjaga dari berhubungan dengan lawan jenis.. tetapi ketika ber-sms.. membuat hati jadi merinding.. astaghfirullah.. koq gt?? iia.. karena ketika berhadapan secara fisik, dia bisa menjaga hijab, namun ketika ber-sms (mungkin karena privacy) jadi bisa lebih bebas.. sudahkah lupa,, bahwa allah slalu melihat sgala tiap tanduk qt? sms2 itu.. meski kecil pasti berdampak besar. sadarkah kita,, segala hal yang besar itu bermula dari yang kecil.. segala sesuatu.. meskipun dosa kecil.. jika kita sering melakukannya akan berakumulasi menjadi dosa besar.. yang tentunya akan menjadi pengotor keimanan kita. Wallahu alam.. Percaya nggak? Sms2 yang kecil itu.. sms2 perhatian.. (lagi ngapain?? ,, udah makan belum?? udah shalat belum?? met istirahat yach,, met bobo yach.. ach gtw lagi deh..)) ternyata bisa berbuah beda lho?? jadi semangka, melon, apel.. hehhe.. bukan itu maksudnya.. tapi maksudnya bisa terasa beda lho.. niatnya cuma iseng2 mw ngabisin bonus sms. . eh lama2 jadi ketagihan… dan jadi kebiasaan.. lalu?? lalu.. asyiklah syetan bermain disana.. Sekedar mengingatkan, sesuatu yang kecil .. jika dilakukan secara terus-menerus akan menjadi besar.. dosa2 kecil itu lama2 akan menggunung.. segala sessuatu yang dilakukan, meskipun sebesar biji sawipun akan menuai balasannya. begitulah,, nah buat yang masih suka smsan ikhwan-akhwat segera distop yach, sebelum virus2 merah jambu mengusik hati..
Dari mata turun ke hati.
Percaya nggak, klo sms2n itu bisa bikin jatuh cinta? upz, , jangan ketawa dulu.. tapi itu fakta loh.. buktinya banyak cerita pengalaman orang terdahulu yang begitu.. nggak akhwat, nggak ikhwan.. smuanya sama.. pada dasarnya akhwat itu lemah dan mudah sekali geer (gede rasa), nah apalagi kalo dapat sms dari ikhwan yang mengutarkan perhatian.. pasti hatinya langsung dag – dig – dug.. terlebih klo orang yang kirim sms itu ikhwan yang dikaguminya. smakin kembang – kempis deh hhe.. dan ikhwanpun begitu.. ikhwan itu, seikhwan-ikhwannya dia, ketika dia berhubungan dengan akhwat, dan akhwat itu memancing dengan sms2 yang perhatian.. pasti juga lemah.. maklum.. seikhwan-ikhwannya seseorang, seakhwat-akhwatnya seseorang tetap aja yang namanya iman itu turun naik..
so, ngejaga hati lebih baik daripada harus terinveksi duluan..
Jaga Hati,
Jaga Hati,
Jaga HAti.
say no to sms-n
 say no to ikhtilat
say no to komitmen
say no to VMJ
 Met bjuang!!
terus perbaiki diri.
karena orang yang cerdas bukanlah orang yang tak pernah melakukan kesalahan, tapi orang yang cerdas adalah orang yang ketika ia melakukan kesalahan maka ia mengakuinya, memperbaikinya dan tak akan mengulanginya..
:: salam perbaikan diri friends::

POSTINGAN TEMAN.
Share By: Fathimah Az-Zahrah

Minggu, 18 Juli 2010

. SUSAHNYA MENJAGA HATI .

(tanya jawab)

assalamu'alaykum wr wb
Langsung saja Pak Ustadz, saya akhwat usia hampir 21 th. Beberapa bulan yg lalu saya dikenalkan dengan seorang ikhwan. Beliau saat ini sedang kuliah dan tahun depan insyaallah saya juga menyusul kuliah di tempat yg sama. Dari awal perkenalan ini kami komitmen untuk tidak saling mengikat, jadi istilahnya berteman dulu saja. Kontak kami hanya melalui sms, itu pun jarang sekali,dan yg dibahas pun paling hanya sekedar bertanya kabar. Yng ingin saya tanyakan, apakah sebaiknya saya mulai menjauhi dia karena saya sungguh takut jika tidak bisa menjaga hati?karena kami sama2 berkomitmen utnuk melanjutkan kuliah dulu, kurang lebih 2 th lagi insyaallah saya baru selesai kuliah. Karena terus terang saja saya mulai memiliki kecondongan hati kepada beliau.
shandy

Jawaban

Saudariku yang dicintai Allah, sudah menjadi fitrah bagi manusia bahwa kita akan menyukai atau cenderung pada lawan jenis. Hal ini sudah jelas diterangkan oleh Allah SWT dalam surah Ar Rum ayat 21 dan Ali Imron ayat 14. Namun perasaan tersebut tidak akan muncul jika tidak ada sebab yang mengakibatkan perasaan ini muncul ke permukaan.
Komunikasi yang intens akan cenderung menimbulkan rasa simpati pada kedua orang yang melakukannya. Rasa simpati dan kenyamanan inilah yang harus dihindari karena ia pertanda telah adanya “rasa” yang belum saatnya hadir.  Dari itu jelaslah kalau hubungan dan komunikasi yang terjalin di antara Anda dengan teman laki-laki Anda tersebut memiliki potensi besar untuk menumbuhkan benih-benih simpati yang menjurus pada rasa “cinta” sebelum waktunya.
Rasa simpati akan merangsang timbulnya rasa suka dan rasa suka akan merangsang timbulnya kenyamanan dan kenyamanan akan menjadi indikasi telah terkena “panah iblis” yang biasanya kita kenal dengan nama “cinta”. Cinta sebelum ia dihalalkan. Boleh saja kita mencintai seseorang kalau ia sudah halal (sudah menikah), karena cinta adalah fitrah. Namun, cinta pada orang yang belum berhak dicintai merupakan malapetaka yang harus dihindari dan harus dikikis kalau benihnya sudah mulai tumbuh. Kenapa saya katakan malapetaka, karena pada dasarnya rasa cinta ini merupakan manipulasi dari bisikan iblis yang cenderung akan membawa pelakunya kepada jurang kehancuran, membawa pelakunya untuk bermaksiat dan mencederai cintanya pada Allah SWT.
Kalau memang tujuannya adalah untuk mencari pasangan itu sah-sah saja, namun kalau tujuannya bukan untuk menikah hal ini harus dihindari. Rasa yang timbul sebelum adanya pernikahan dapat menimbulkan permasalahan di kemudian hari. Rasa yang mekar sebelum waktunya akan menimbulkan permasalahan yang sangat pelik ketika ternyata bukan ia yang ditakdirkan untuk menjadi pendamping hidup kita nantinya. Dalam kasus seperti ini, secara tidak langsung kita telah menzolimi pasangan kita nantinya. Hal ini disebabkan hati kita datang padanya dalam keadaan tidak perawan, tetapi telah pernah dimiliki orang lain. Apakah kita mau hati pasangan kita telah pernah terikat erat di hati orang lain? Saya rasa hampir semua orang akan menjawab tidak.
Yakinlah! Kalau memang ia yang dijodohkan untuk Anda, maka ia tidak akan kemana-mana. Selain itu, belum tentu ia merupakan orang terbaik yang akan dikirim Allah untuk Anda. Mungkin saja akan datang pangeran yang jauh lebih baik di kemudian hari ketika Anda sudah siap untuk menikah.
Tugas kita adalah mempersiapkan diri agar pantas untuk mendapatkan seseorang yang jauh lebih baik nantinya, dia atau yang lain. Karena “Laki-laki baik-baik hanya untuk wanita baik-baik dan wanita baik-baik hanya untuk laki-laki baik baik” (An-Nur:24).
Islam telah mengatur hubungan wanita dan laki-laki dalam sebuah pernikahan. Hubungan sebelum terjadinya pernikahan seperti pacaran merupakan hal yang diharamkan dalam Islam. Karena pacaran akan cenderung membawa pelakunya pada kemaksiatan pada Allah SWT. Hubungan yang Anda lakukan dengan laki-laki tersebut walau tidak diikrarkan dalam bentuk pacaran, tidak akan berbeda jauh dengan pacaran jikalau komunikasi yang dilakukan didasarkan atas dasar rasa cinta satu sama lain. Untuk itu saya menyarankan sebaiknya Anda membatasi hubungan dengannya. Seandainya rasa itu telah ada, sebaiknya untuk sementara Anda jangan berhubungan dengannya sampai waktu menikah telah tiba.
“Dan tidaklah patut  bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.” (Al-Ahzab: 36)
Salam Berkah!

POSTINGAN TEMAN
(Share by : fathimah az-zahrah)

. UNTUK SUAMI DAN ISTRI .

Buat para SUAMI,
renungkanlah...
Isteri yang kamu nikahi tidaklah semulia Khadijah,
tidaklah pula setaqwa Aisyah,
pun tidak setabah Fatimah.
Justru,
isterimu hanyalah wanita akhir zaman,
yang punya cita-cita menjadi solehah.
Pernikahan atau perkawinan mengajarkan kita kewajiban bersama,
isteri menjadi tanah,
kamu langit penaungnya,
isteri ladang tanaman,
kamu pemagarnya,
isteri kiasan ternakan,
kamu gembalanya,
isteri adalah murid,
kamu mursyidnya,
isteri bagaikan anak kecil,
kamu tempat bermanjanya,
saat isteri menjadi madu,
kamu teguklah sepuasnya,
seketika isteri menjadi racun,
kamulah penawar bisanya,
seandainya isteri tulang yang bengkok,
berhati-hatilah meluruskannya.
Pernikahan atau perkawinan menginsafkan kita perlunya iman dan taqwa,
untuk belajar meniti sabar dan ridha kepada Allah SWT.
Kamu bukanlah Rasulullah SAW,
pun bukanlah Sayyidina Ali Karamallahhuwajhah,
kamu hanyalah suami akhir zaman yang berusaha menjadi soleh.

Buat para ISTERI,
renungkanlah...
pernikahan atau perkawinan membuka tabir rahasia,
suami yang menikahi kamu tidaklah semulia Muhammad SAW,
tidak pula setaqwa Ibrahim,
pun tidak setabah Ayyub atau pun segagah Musa,
apalagi setampan Yusuf.
Justru suamimu hanyalah lelaki akhir zaman
yang punya cita-cita membangun keturunan yang soleh.
Pernikahan atau perkawinan mengajar kita kewajiban bersama.
Suami menjadi pelindung,
kamu penghuninya,
suami adalah nahkoda kapal,
kamu pengemudinya,
suami bagaikan pelakon yang nakal,
kamu adalah penonton kenakalannya,
saat suami menjadi raja,
kamu nikmati anggur singgasananya,
seketika suami menjadi bisa,
kamulah penawar obatnya,
seandainya suami bengis lagi lancang,
sabarlah memperingatkannya.
Pernikahan ataupun perkawinan mengajarkan kita perlunya iman dan taqwa,
untuk belajar meniti sabar dan ridha Allah SWT.
Kamu bukanlah Khadijah,
yang begitu sempurna di dalam menjaga,
pun bukanlah Hajar,
yang begitu setia dalam sengsara,
kamu hanyalah wanita akhir zaman yang berusaha menjadi solehah.

Karena itu,
wahai para suami dan isteri,
jangan menuntut terlalu tinggi,
seandainya diri sendiri jelas tidak berupaya.
Mengapa mendambakan isteri sehebat Khadijah,
andai diri tidak semulia Rasulullah?
Mengapa mengharapkan suami setampan Yusuf,
seandainya kasih tak setulus Zulaikha?
Tidak perlu mencari isteri secantik Balqis,
andai diri tidak sehebat Sulaiman,
dan,
Tidak perlu mencari suami seteguh Ibrahim,
andai diri tidak sekuat Hajar dan Sarah.

Yaa Latief.... wahai Yang Maha Lemah Lembut..
berlemah lembutlah kepada kami....
amin..


**from artikel: Bimbingan Pra - Nikah, Yayasan AtThahiriyah**
(share by: fathimah Az-Zahrah)

~jika belum siap, cukup mencintai dalam diam saja….~

Posted by adivictoria1924 in Ijtima'i, tsaqofah.
Tags:
trackback

Bila belum siap melangkah lebih jauh dengan seseorang, cukup cintai ia dalam diam …
karena diammu adalah salah satu bukti cintamu padanya …
kau ingin memuliakan dia, dengan tidak mengajaknya menjalin hubungan yang terlarang, kau tak mau merusak kesucian dan penjagaan hatinya..
karena diammu memuliakan kesucian diri dan hatimu.. menghindarkan dirimu dari hal-hal yang akan merusak izzah dan iffahmu ..
karena diammu bukti kesetiaanmu padanya ..
karena mungkin saja orang yang kau cinta adalah juga orang yang telah ALLAH swt. pilihkan untukmu …
ingatkah kalian tentang kisah Fatimah dan ALi ?
yang keduanya saling memendam apa yang mereka rasakan …
tapi pada akhirnya mereka dipertemukan dalam ikatan suci nan indah
karena dalam diammu tersimpan kekuatan … kekuatan harapan …
hingga mungkin saja Allah akan membuat harapan itu menjadi nyata hingga cintamu yang diam itu dapat berbicara dalam kehidupan nyata …
bukankah Allah tak akan pernah memutuskan harapan hamba yang berharap padanya ?
dan jika memang ‘cinta dalam diammu’ itu tak memiliki kesempatan untuk berbicara di dunia nyata,
biarkan ia tetap diam …
jika dia memang bukan milikmu, toh Allah, melalui waktu akan menghapus ‘cinta dalam diammu’ itu dengan memberi rasa yang lebih indah dan orang yang tepat …
biarkan ‘cinta dalam diammu’ itu menjadi memori tersendiri dan sudut hatimu menjadi rahasia antara kau dengan Sang Pemilik hatimu …
NB. Postingan teman
(Share by: Fathimah Az-Zahrah)

. Beda Antara Suka, Cinta, dan Sayang .

Dihadapan orang yang kau cintai, musim dingin berubah menjadi musim semi yang indah Dihadapan orang yang kau sukai, musim dingin tetap saja musim dingin hanya suasananya lebih indah sedikit
Dihadapan orang yang kau cintai, jantungmu tiba tiba berdebar lebih cepat
Dihadapan orang yang kau sukai, kau hanya merasa senang dan gembira saja
Apabila engkau melihat kepada mata orang yang kau cintai, matamu berkaca-kaca
Apabila engkau melihat kepada mata orang yang kau sukai, engkau hanya tersenyum saja


Dihadapan orang yang kau cintai, kata kata yang keluar berasal dari perasaan yang terdalam Dihadapan orang yang kau sukai, kata kata hanya keluar dari pikiran saja
Jika orang yang kau cintai menangis, engkaupun akan ikut menangis disisinya Jika orang yang kau sukai menangis, engkau hanya menghibur saja
Perasaan cinta itu dimulai dari mata, sedangkan rasa suka dimulai dari telinga
Jadi jika kau mau berhenti menyukai seseorang, cukup dengan menutup telinga.
Tapi apabila kau mencoba menutup matamu dari orang yang kau cintai,
cinta itu berubah menjadi tetesan air mata dan terus tinggal dihatimu dalam jarak waktu yang cukup lama.
Tetapi selain rasa suka dan rasa cinta… ada perasaan yang lebih mendalam.
Yaitu rasa sayang…. rasa yang tidak hilang secepat rasa cinta.
Rasa yang tidak mudah berubah.
Perasaan yang dapat membuatmu berkorban untuk orang yang kamu sayangi.
Mau menderita demi kebahagiaan orang yang kamu sayangi.
Cinta ingin memiliki.
Tetapi Sayang hanya ingin melihat orang yang disayanginya bahagia.
walaupun harus kehilangan.”

Sabtu, 03 Juli 2010

Ssstt... Zina hati di dunia maya... Astagfirullah...

Ditulis oleh: Foezi Citra Cuaca Elmart pada Renungan

Tagged in: Untagged 
Foezi Citra Cuaca Elmart
Originally created by Fu
Ini adalah tentang sebuah kisah. Bukan bermaksud untuk menyebar sebuah kabar, ataupun hanya sekadar memamerkan kisah pribadi tanpa elegi, hanya berharap semoga teman-teman semua bisa mengambil hikmah meski hanya secuil cerita yang terpapar disini. Jangan komentari panjang pendeknya catatan ataupun salah tidaknya rangkaian kata, karena saya pun masih belajar untuk menulis sebuah cerita.

Bagi setiap manusia yang sewajarnya sensitif bila berkenaan pada rasa, menjaga hati adalah suatu hal yang sulit untuk dilakukan. Apalagi untuk orang yang mempunyai prinsip kuat untuk menjaga izzah sesuai tuntunan Sang Maha Cinta pada ayat-ayat suci-Nya, itu bukan hal yang mudah. Banyak peristiwa datang silih berganti hingga aku menjadi seperti sekarang ini. Tidak pernah menjalin hubungan dekat dengan ikhwan _pacaran_, belajar berkomitmen untuk menjaga aurat secara utuh, berusaha istiqomah untuk menjadi pribadi yang semakin lebih baik lagi, mencoba tetap kukuh menghindarai hal-hal di luar jalan lurus-Nya (meski sampai saat ini masih saja sering kali berbelok dari arus). Semua itu tentunya tidak kujalani secara instan, namun butuh waktu dan proses yang cukup panjang. Mulai dari membatasi berbalas sms dengan teman laki-laki, membersihkan hati untuk tidak menaruh hati pada lawan jenis, mencoba hanya berorientasi pada Dia dan cinta-Nya saja, dan semua penyakit hati yang sering kali menggerogoti aku sebagai wanita yang lemah ini.
Namun seperti yang pernah kuungkapkan di salah satu updatean statusku : “Aku pun manusia yang sewajarnya sangat sensitif terhadap "Rasa". Aku pun berhak untuk mencinta. Namun, bila ku harus memilih, lebih baik kupilih sedikit tersiksa memendamnya hingga tiba waktunya bahagia, daripada aku sedikit bahagia memaksa menjalaninya namun terlarang dan berujung siksa. Astagfirullah...”
Dalam kelemahan hati dan perasaanku akhirnya “cerita” itu dimulai dari sebuah link yang disharekan di wall-ku oleh salah satu ukhti sahabat baikku. Aku heran pada judul link yang di share-kan oleh sahabat baikku itu, yaitu “Tentang Pagi…^^”. Saat aku mencoba membukanya, ternyata itu adalah sebuah notes yang ditulis seorang ikhwan. Intinya di bagian awal ia mengatakan bahwa ia baru saja melihat profil seorang penulis muda. Aku sempat bertanya-tanya kenapa ukhti sahabatku menyuruhku untuk membaca notes itu, namun setelah dari baris ke baris hingga menuju inti tulisan dalam notes itu, secara otomatis air mataku mengalir begitu saja, tak bisa berhenti. Tulisan yang kubaca itu tidak lain dan tidak bukan adalah tulisan tentangku, yaitu “about me” profilku. Astagfirullah… seketika itu juga sedih dan haru menyelimuti diriku. Bukan…bukan karena aku bangga, sama sekali bukan karena aku bangga. Namun, justru aku mempermasalahkan bahwa “penilaiannya” dan teman-temannya yang berkomentar itu adalah salah. Mereka tidak mengetahui bagaimana pribadiku yang sebenarnya. Itu hanyalah tulisan, hanya tulisan, bukan berarti aku yang sebenarnya. Bagaimana sifat-sifatku sebenarnya hanyalah keluarga dan teman-teman dekatku saja yang mengetahuinya, dan yang lebih tahu mengenaiku yang sebenarnya sampai ke isi-isi hatinya hanya Allah-ku saja, hanya Allahku, tidak ada yang lain. Sesungguhnya jikalau aku terlihat begitu baik, itu hanya karena Allah yang telah menutupi aib-aibku.
Aku ingat pesan ukhti sahabatku itu untuk menyapa orang yang bersangkutan, dan aku katakana lewat message bahwa aku tidak berani menyapanya, terlebih lagi karena dia adalah seorang ikhwan. Sejak saat itu aku melupakannya, tidak mengingat-ingat tentang hal itu lagi, bahkan tidak menambahkannya sebagai teman sama sekali, karena aku tidak berani.
Suatu waktu beberapa minggu setelah itu, aku memposting sebuah tulisan di “notes”-ku. Tiba-tiba tak beberapa lama aku posting, ada sebuah pesan masuk ke inbox situsku. Pesan itu dari dia, ikhwan yang menulis notes “tentang pagi ^^”. Aku sempat bingung harus membalas apa, namun karena ternyata orangnya ramah, aku balas seperti biasanya saja, sama halnya bila aku membalas pesan atau chatting teman-teman dunia mayaku. Akhirnya kami terlibat diskusi dalam inbox. Namun diskusi itu hanya dalam hitungan beberapa pesan saja, tidak banyak, kemudian ia meng-add profilku, setelah itu dia menghilang dan tak pernah menyapaku sama sekali. Aku berpikir positif bahwa mungkin ia berpikiran sama denganku, yaitu bagaimanapun hubungan seorang ikhwan dan akhwat itu sangat rentan dan sensitif. Namun yang pasti, ia selalu menjadi jalan dari petunjuk Allah melalui tulisan hikmah, video islam, serta link bertajuk islam dan hikmah yang ia share-kan padaku, tanpa pernah menyapaku sama sekali. Aku menganggapnya sebagai salah seorang saudara sesama muslim yang Allah kirimkan untuk memberi hikmah-hikmah Illahiah padaku yang rentan futur ini, Astagfirullah…
Aku tidak terlalu tahu banyak tentangnya, bahkan fotonya pun tidak pernah aku lihat sama sekali. Namun disadari atau tidak, justru kekaguman itu hadir sendiri dari lubuk hati ini. Dia yang tertutup, misterius, tidak suka popularitas, sederhana dan ramah itu telah membuatku kagum. Hanya kagum, tidak lebih dari itu. Tapi bukankah hati itu sangat sensitif yang bisa terenyuh begitu saja oleh bisikan setan yang memanfaatkan keadaan? Wallahualam…
Hari ini aku berkesempatan untuk chat dengannya melalui Yahoo Messenger., untuk pertama kalinya _mungkin untuk yang terakhir kali_. Entahlah, namun mungkin ini sudah menjadi salah satu skenario Allah dalam hidupku. Aku menyapanya pertama kali, lalu dia membalas secukupnya, aku bertanya lagi, dia membalas, seterusnya selalu aku yang bertanya dan dia hanya membalas. Awalnya niatku hanya ingin silaturahmi dan sekadar bersikap ramah saja, namun benar kata orang bahwa “niat seseorang tidak pernah ada yang tahu, serta tak selamanya orang mengerti pada niat yang kita jalani”, ada sesuatu yang aneh pada obrolan itu. Akhirnya aku putuskan untuk mengakhiri pembicaraan.
Aku: “Saya off duluan Kang, soalnya dari tadi saya terus yang nanya.”
Saat aku akan meng-close YM, tiba-tiba ada pesan darinya, yang bila dalam permainan catur telah men-skak matt-ku.
Dia: “Afwan, bukannya tidak mau bertanya, takut terjadi KHALWAT”
Astagfirullah… Astagfirullah… Astagfirullah… Inilah salah satu petunjuk Allah lagi. Allah memberikan hikmah-Nya padaku melalui ikhwan saudara muslim itu. Astagfirullah… Betapa selama ini aku bersilaturahmi melalui dunia maya sesama saudara muslim sesuai dengan style-ku. Tidak ada maksud apa-apa, hanya mencoba bersikap ramah pada orang yang menyapaku, bahkan itu pun sudah aku pilih-pilih benar dari segi siapa orangnya, apa perkataannya, batasan pembicaraannya dan segalanya.
Namun sekali lagi, hubungan antara ikhwan dan akhwat itu sangatlah sensitif. Tidak ada yang dapat menjamin bahwa jalinan hubungan itu bisa saja menjadi media setan untuk menggencarkan aksinya dalam menyebar virus, menggerogoti hati, hingga kita jauh dari hukum dan norma agama, bahkan bisa menjauhkan niat kita yang sebenarnya, dari Allah beralih pada hal duniawi. Astagfirullah….
Karena peristiwa itu, mulai dari sekarang aku akan semakin menjaga batasan hubungan dengan ikhwan, terlebih di dunia maya, karena di dunia nyata Alhamdulillah aku sangat jarang sekali berinteraksi dengan makhluk Allah yang merupakan keturunan nabi Adam itu. Bukan… bukan karena ikhwan itu, bukan untuk ikhwan itu. Tapi untuk menjaga diri terutama izzahku bagi Allah, keluarga, dan dia, dia yang Allah takdirkan untukku. Cukuplah ia saja satu-satunya ikhwan yang akan bercengkrama denganku, mau selama atau seterbuka apapun itu.
Mungkin saja selama ini telah banyak perkataan, pembicaraan, foto, sikap dan segala yang pernah kulakukan itu telah mengotori hati dan menjadikan fitnah. Astagfirullah… astagfirullah… astagfirullah… Semoga Allah mengampuni dosaku itu, dan semoga berkah dan karunia-Nya selalu tercurah pada ikhwan sahabat maya-ku itu.
Aku jadi ingat hadits yang sering kali membuatku miris dan? merinding seraya berucap istigfar.
Dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah SAW bersabda :
“Sesungguhnya Allah telah menetapkan bagi setiap anak Adam bagiannya dari zina, ia mengalami hal tersebut secara pasti. Kedua mata zinanya adalah memandang, kedua telinga zinanya adalah mendengar, lisan zinanya adalah berbicara, tangan zinanya adalah memegang dan kaki zinanya adalah berjalan dan zinanya hati adalah berhasrat dan berangan-angan dan hal tersebut dibenarkan oleh kemaluan atau didustakannya.” (Hadits Shahih, Riwayat Bukhari-Muslim)
Untukmu yang merasa ikhwah dan telah terjaga dari zina fisik (raga), sudahkah terhindar dari zina hati?
Bagaimana denganmu sahabatku?
Astagfirullah…
Terserahmu menilai apapun tentang kisah ini. Semoga dapat menjadi bahan pemikiran otak kita tatkala berada dalam tahap irasional, yang membenarkan segala hal karena teori RELATIFITAS dan MAYORITAS.
Lembang, 210610