Bismillahirrahmanirrahim…
Akhi, bukanku tak mau dengar tiap kata yang merasuk qalbuku, ku
hanya tak sanggup untuk mendengar tiap kali kau unggkapkan kata pemanis
hati.
Tapi, tahu kah kau? aku bukanlah wanita yang hanya ingin
diperdengarkan kata manis, bukan pula yang diberikan rasa pesakitan yang
kau buaikan dalam janji-janjimu. Maka akhi, simpan janjimu sebelum kau
halalkan aku.
Akhi, aku memang bukanlah wanita bak aisyah yang pantas diberi
sekuntum mawar dengan segala keharumannya. Ku pun tak pantas bila kau
puja puji agar hatiku bagaikan air yang tak pernah tenang.
Tapi, tak kupingkiri bila ku bahagia saat kau ungkapkan janjimu yang
menggores sebagian hatiku. Bahkan ku pun tak tahu sampai kapan janjimu
akan terus kau hadirkan padaku sebelum akhirnya kau tunaikan. Aku hanya
takut kau pergi sebelum tertunaikan. Maka, simpan janjimu akhi, sebelum
kau halalkan aku.
Akhi, kau tawarkan Planet Venus untukku, meski itu tak mungkin
bagimu. Kau tawarkan rembulan bagiku, meski tak sanggup kau
merengkuhnya. Janjimu menawarkanku keindahan semesta yang mengagumkan.
Tapi, ku sadari janjimu adalah kerianganku, pelangi hatiku, yang
membuatku yakin bahwa kau akan menggenggam dunia untukku. Namun kadang
aku pedih, saat tanpa kau sadari bahwa janji-janjimu itu seakan hanya
ingin membuaiku untuk mengajakku pada kepalsuan syetan. Maka akhi,
simpan janjimu sampai kau halalkan aku.
Akhi, ku tahu janjimu adalah perhatianmu padaku. Kau peduli padaku,
kau ingin aku meyakini bahwa kau adalah raja untuk hatiku. Aku pun yakin
dengan janjimu, hati siapa yang tidak akan terpaut pada kerinduan
panjang untuk segera merangkul janji indahmu.
Tapi, tahu kah kau? aku memang terpesona dengan kegagahan janjimu
yang mampu meruntuhkan hijabku. Melemparkan iffah dan izzahku pada
jurang terendah hingga ku tak mampu merangkak naik. Maka akhi, simpan
janjimu sebelum kau halalkan aku.
***
Sebagian wanita mungkin sudah terbiasa dengan janji-janji sehingga
mereka sudah tidak peduli lagi dengan janji. Sedangkan sebagian wanita
yang lain mungkin akan menangis bahkan tidak dapat melupakan janji yang
terlalu manis yang terlanjur merekat di hati.
Kesalahan banyak wanita terkhususnya muslimah adalah mudah percaya
dengan janji dalam hubungan yang biasa disebut ta’aruf, bahkan mereka
juga lupa bahwa ta’aruf sering dijadikan ajang para ikhwit untuk
menjerat mangsanya.
Maka, perlunya segera disadari bahwa menjaga hati dari hal-hal berbau
janji yang tidak pasti, kalau pun janji itu benar adanya maka janji itu
tak akan terucap pada para muslimah namun akan terucap pada orangtua
mereka.
“setiap janji itu akan diminta pertanggungjawaban.” (QS al-Israa’ [17]: 34)
Semoga kita cepat membuka mata hati kita dan menyadarinya.
Wallahua’lam bish shawwab.
Postingan Teman
Shared by Fathimah Azzahrah
0 komentar:
Posting Komentar